TRIBUNNEWS.COM - Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) resmi menunjuk Terry Butcher sebagai pelatih timnas Filipina untuk menghadapi Piala AFF 2018 dan Piala Asia 2019.
Peresmian Butcher sebagai pelatih diumumkan lewat konferensi pers pada Kamis (14/6/2018) tanpa kehadiran lelaki 59 tahun tersebut.
Butcher ketika itu sedang berada di Rusia bersama Presiden PFF, Mariano Araneta, untuk menghadiri Kongres FIFA dan menonton pertandingan Piala Dunia 2018.
"Saya siap untuk tantangan ini," ujar Butcher sebagaimana dilansir BolaSport.com dari Fox Sports Asia.
Butcher ditunjuk menggantikan Thomas Dooley, yang sebelumnya membawa The Azkals lolos ke putaran final Piala Asia untuk pertama kalinya pada 2019.
Filipina adalah timnas pertama yang ditukangi Butcher. Eks-bek tengah ini sebelumnya cuma berkarier di level klub.
Karier kepelatihan Butcher di level timnas hanyalah saat menjadi asisten George Burley di Timnas Skotlandia untuk kualifikasi Piala Dunia 2010 kendati hanya bertahan setahun.
"Menjadi pelatih tim nasional adalah langkah berikut buat saya," ucap Butcher seperti dikutip BolaSport.com dari BBC Sport.
Saat masih aktif bermain, Butcher dikenal sebagai bek tengah tanpa kompromi dengan total 77 caps bagi Timnas Inggris.
Ia selalu hadir di lini belakang Tiga Singa pada 3 edisi Piala Dunia (1982, 1986, dan 1990).
Butcher juga merupakan pemain berkostum nomor 6 yang terduduk lesu di latar belakang foto Diego Maradona saat merayakan gol luar biasa setelah melewati 5 pemain belakang Inggris di Piala Dunia 1986.
Titik tertinggi karier Butcher tak lain saat menjadi kapten Timnas Inggris di Piala Dunia 1990 yang beranggotakan sederet pemain hebat seperti Paul Gascoigne, Gary Lineker, Peter Shilton, hingga Stuart Pearce kendati akhirnya kalah di semifinal lewat adu penalti melawan Jerman.
Foto ikonik Butcher pernah mendunia kala ia tetap bermain di laga kualifikasi Piala Dunia melawan Swedia pada 1989 kendati kepalanya terluka dan mengucurkan darah yang membasahi seragam putihnya.
Penggemar band heavy metal, Iron Maiden ini telah menukangi 8 klub sejak mengakhiri gantung sepatu pada 1990.
Terakhir, dia dipecat oleh Newport County pada 2015 dan sejak itu menganggur dari dunia kepelatihan.
Butcher, yang belakangan bekerja sebagai pandit bagi BBC Radio 5 untuk Piala Dunia 2018, sempat frustrasi karena minimnya tawaran melatih sejak meninggalkan Newport.
"Orang bertanya apakah saya sudah tidak mencintai permainan ini lagi, tapi rasanya lebih seperti permainan ini yang sudah tidak mencintai saya lagi," tutur Butcher.
"Saya menyukai pekerjaan sebagai pandit, pendekatan personal dan diskusi selepas makan malam, tapi tak ada yang seperti rasa saat kembali ke bangku cadangan," katanya.
Mengenai Filipina, Butcher datang ke negeri tersebut 18 bulan silam mengunjungi klub lokal untuk membahas prospeknya melatih di sana.
Butcher ketika itu juga sempat menonton laga Grup A Piala AFF 2016 ketika Filipina bermain imbang 0-0 melawan Singapura dan 2-2 kontra Timnas Indonesia.
Pekerjaan di klub tersebut memang tak jadi didapatnya, tetapi Butcher tetap berkomunikasi dengan orang-orang di Filipina melalui Steve Marsella, yang pernah bekerja dengannya di Iverness Caledonian Thistle dan kini dipilihnya sebagai pelatih kiper The Azkals.
"Adanya Steve sangat membantu karena dia mengenal pemain. Saya punya kontrak dua tahun dan mulai bekerja sejak Agustus. Kita lihat saja nanti bagaimana ke depannya," kata Butcher.
Butcher diharapkan bisa membawa The Azkals meraih hasil bagus di Piala Asia 2019 dengan menjadikan Piala AFF 2018 sebagai sasaran antara.
Pada ajang yang disebut terakhir, Filipina akan menjadi salah satu pesaing Timnas Indonesia di Grup A di mana kedua negara akan saling berhadapan pada laga pamungkas.
Kendati tak banyak tahu soal sepak bola Filipina, Butcher setidaknya paham bahwa popularitas olah raga tersebut masih kalah dibanding basket.
Karenanya, Butcher ingin memperbesar peluangnya mendapatkan pemain berkualitas dengan mencari pesepak bola di luar negeri yang masih punya keturunan Filipina.
"Mungkin ada pesepak bola di luar sana yang tidak punya pikiran membela Filipina, tetapi sebenarnya orangtua atau kakek-nenek mereka dari negeri ini," ucap Butcher.