TRIBUNNEWS.COM - Mohamed Salah disebut-sebut siap pergi meninggalkan Liverpool, bila klubnya itu jadi merekrut striker Timnas Israel, Moanes Dabour.
Dilansir Al Arabiya, isu ini pertama kali dimunculkan oleh media asal Israel, Times of Israel.
Times of Israel membuat berita ini setelah Liverpool, dikabarkan siap mendatangkan Mones Dabour, striker Israel yang kini bermain untuk klub Austria, Red Bull Salzburg.
Salah, disebut-sebut melakukan itu karena prinsipnya menolak mengakui negara Israel.
Selain itu, Salah diyakini tidak akan kuat menahan tekanan dari warga Mesir, yang diprediksi akan memboikot Salah, bila dia bermain satu tim dengan pemain Israel.
Liverpool sendiri dikabarkan siap mendatangkan Mones Dabour untuk mengatasi ketergantungan mereka terhadap sang striker utama, Roberto Firmino.
Pengamat sepakbola Sam McGuire mengatakan, Liverpool saat ini punya masalah besar karena tak punya pelapis striker yang sepadan dengan Firmino.
Liverpool punya Divock Origi, Dominic Solanke, dan Daniel Sturridge, tapi gaya bermain mereka berbeda dengan Firmino sehingga dianggap kurang pas dalam taktik besar sang manajer, Jurgen Klopp.
Itulah mengapa Mones Dabour disebut pas menjadi kepingan puzzle yang hilang di Liverpool.
Dugaan ini diperkuat dengan kepala tim pencari pemain Liverpool, Barry Hunter, yang sering ke Austria untuk melihat Dabour.
Wawancara Lama
Meski isu berhembus sudah demikian kuat, tapi tak semua pihak membenarkan teori bahwa Salah akan cabut hanya karena seorang pemain Israel.
Mantan pelatih Timnas Mesir, Mahmoud Fayez, salah satunya.
Setelah isu ini viral, kalangan pengguna media sosial di Mesir pun berdebat Salah akan pergi atau tidak.
Nah, Mahmoud Fayez juga ikut memberikan komentarnya di media sosial.
Fayez tak yakin, Salah akan pergi karena urusan politik di atas sepak bola.
"Salah adalah pemain profesional, dan dia bukan orang yang tertarik pada isu siapa pemain yang didatangkan Liverpool,". tulis Mahmoud Fayez lewat akun Twitternya, @mahmoudelfayez.
Fayez juga mengingatkan, bila Moenes Dabour, meski seorang pemain Timnas Israel, sebenarnya adalah seorang Arab muslim.
"Jangan ganggu Salah, dan biarkan dia fokus bermain," kata Fayez.
Namun, baik media Israel maupun Palestina, sama-sama kompak memberitakan isu ini semakin kencang.
Adam Rasgon, dari Times of Israel, menulis, Salah terbukti sudah pernah membawa sentimen Israel saat menjadi pemain profesional bersama klub Swiss, FC Basel.
Menurut Rasgo, saat di tim itu, Salah pernah menolak memperkuat klub ketika berlaga di Israel.
"Tim mengatakan, bila aku tak main, maka aku akan diskors, dan akan ada banyak masalah. Jadi, aku tetap berangkat, dan syukurlah aku mencetak gol," ujar Salah dalam sebuah wawancara di tahun 2014. (*)