TRIBUNNEWS.COM, PHNOM PENH - Timnas Indonesia U-22 Ditahan Imbang Myanmar, Ini Alasan Indra Sjafri.
Myanmar lebih dahulu mencetak gol pada menit ke-12 melalui aksi Myat Kaung Khant.
Sementara itu, gol penyama kedudukan baru lahir pada menit ke-37 lewat sepakan Rachmat Irianto.
Memanfaatkan umpan sepak pojok dari Muhammad Luthfi Kamal, tendangan Rachmat Irianto menghunjam ke gawang Myanmar.
Laga yang digelar di Stadion Nasional, Kamboja, itu baru saja berakhir, Senin (18/2/2019) petang.
Dalam konferensi pers setelah laga, banyak yang menanyakan keterkaitan antara infrastuktur pertandingan dengan hasil yang didapat oleh skuat Garuda Muda.
Sebab, rumput yang digunakan Stadion Nasional yang terletak di Kota Phnom Penh itu terbuat dari bahan sintetis.
Pelaku sepak bola Indonesia memang kerap kesulitan dengan stadion yang berumput sintetis.
Terlebih, banyak pihak menilai bila kualitas rumput di stadion berkapasitas 50 ribu penonton tersebut buruk.
Menjawab rasa penasaran para pewarta, Indra dengan tegas tak menjadikan kualitas lapangan sebagai kambing hitam dari hasil kurang maksimal tersebut.
"Soal kondisi lapangan, itu bukan alasan," ujar Indra Sjafri.
Indra juga mengatakan, "Myanmar juga main di lapangan yang sama. Harus adaptasi memang iya, saya setuju. Tapi bukan alasan kita nggak bisa poin penuh."
Kini, pelatih asal Sumatra Barat itu akan fokus kepada timnya.
Dia dan jajarannya bakal melakukan evaluasi secara menyeluruh demi perubahan pada laga-laga selanjutnya.
"Pasti akan ada evaluasi. Saya punya banyak pengalaman bahwa ketika menghadapi Malaysia selalu berat," tuturnya.
Indonesia sudah ditunggu Malaysia pada pertandingan selanjutnya.
Pada pertandingan itu, Indra memastikan tak bakal banyak mengubah pola permainan, meski dia mematok kemenangan sebagai harga mati.
"Tapi kami akan tetap terapkanĀ attacking gameĀ dan target harus menang," ucapnya.