TRIBUNNEWS.COM - Pelatih timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri bisa memaksimalkan kekuatan dengan bagus tanpa Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani.
Baik Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdani, dia adalah andalan Indra Sjafri sebelum timnas U-22 Indonesia berlaga di Piala AFF U-22 2019.
Dua nama itu adalah pemain utama timnas U-19 Indonesia pada Piala Asia U-19 2018.
Sayang, Indra Sjafri tak bisa memaksimalkan Egy Maulana Vikri, Saddil Ramdani, dan Ezra Walian pada Piala AFF U-22 2019.
Mereka tak dilepas klub yang mengontrak trio penyerang itu.
Indra Sjafri dengan kejeliannya pun tak ambil pusing dan memaksimalkan pemain terbaik pilihannya di timnas U-22 Indonesia.
Hasilnya, skuat Garuda Muda pun membuat sejarah menjadi jawara Piala AFF U-22 2019 dengan mengalahkan timnas U-22 Thailand.
Pada final yang terlaksana Selasa (26/2/2019) malam, Indonesia menang 2-1.
Sempat tertinggal dulu, Sani Rizki Fauzi dan Osvaldo Haay mencetak gol kemenangan skuat Garuda Muda.
Dari lima laga sejak pertandingan penyisihan pertama sampai final, Indra Sjafri melakukan rotasi yang stabil.
Rotasi itu pun berlaku di lini depan yang beberapa laga berbeda dan tak terlalu terpusat pada satu atau dua nama saja.
Artinya, Indra Sjafri memaksimalkan kekuatan terbaik pilihannya dengan tepat.
Saat ditahan timnas U-22 Myanmar dan laga berakhir imbang 1-1 untuk partai pertama, Indra Sjafri memasang Dimas Drajad sebagai striker tunggal.
Pemain depan PS Tira-Persikabo ini disokong Osvaldo Haay dan Witan Sulaeman dari sisi sayap.
Namun memasuki menit ke-65, Witan ditarik diganti Fulgesius Billy Paji Keraf.
Ketika Indonesia ditahan timnas U-22 Malaysia dengan skor 2-2, posisi Dimas diisi Marinus Wanewar.
Sedangkan pada pos sayap ditempati Osvaldo Haay dan Fulgesius Billy Paji Keraf.
Hanya, Billy Keraf hanya main di babak pertama dan digantikan Witan.
Hasilnya, Marinus dan Witan mencetak gol walau gagal menang.
Partai penentuan grup ketika bersua tuan rumah timnas U-22 Kamboja dan menang 2-0.
Marinus kembali bersama Witan dan Osvaldo jadi trio juru gedor skuat Garuda Muda.
Marinus yang main penuh mencetak dua gol.
Pada laga ini, Witan ditarik pada menit ke-79 dan digantikan bek Fredyan Wahyu Sugiyantoro.
Namun pergantian ini strategi untuk memperkuat pertahanan skuat Garuda Muda saja setelah unggul dua gol.
Memasuki semifinal dan bersua timnas U-22 Vietnam, Indra Sjafri kembali memilih Marinus, Witan, dan Osvaldo Haay di depan.
Hasilnya, Indonesia menang 1-0 walau gol tak dicetak satu dari ketiganya.
Kenyataan yang sama juga berlaku saat timnas U-22 Indonesia ada di final dengan memaksimalkan trio penyerang itu.
Namun dari semua yang terlaksana itu, kekuatan trio lini depan timnas U-22 Indonesia selalu ditopang kemampuan bagus para gelandang.
Pada pos lini tengah juga dilakukan rotasi starter dan hanya Muhammad Luthfi Kamal serta Gian Zola yang selalu dipasang.
Dua nama ini bisa kerja sama dengan Hanif Sjahbandi, Muhamad Rafi Syarahil, serta pemain yang moncer di final, Sani Rizki Fauzi.
Kenyataan ini pun cukup menguatkan timnas U-22 Indonesia jika pada kualifikasi Piala Asia U-23 2020 bulan depan Indra Sjafri tak bisa memakai Egy Maulana Vikri Cs.
Namun jika Egy, Saddil Ramdani, dan Ezra Walian kembali dipanggil dan bisa gabung, mereka akan makin menguatkan pola rotasi Indra Sjafri.
Eks pelatih Bali United ini punya pilihan pemain yang lebih banyak.
Apalagi, Indra Sjafri akan memanggil sejumlah pemain lain untuk persiapan ke laga kualifikasi yang akan terlaksana di Hanoi, Vietnam, akhir Maret 2019.
Indonesia segrup dengan tuan rumah Vietnam, Thailand, dan Brunei.