Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Budi Nugraha, ayah gelandang Timnas U-22 Indonesia Gian Zola, membeberkan kebiasaan Gian Zola sebelum bertanding.
Menurutnya, kebiasaan ini memang kerap Gian Zola lakukan setiap sebelum bertanding. Begitu juga sebelum Gian Zola melakoni laga final Piala AFF U-22 kontra Thailand.
“Kebiasaan Gian kalau dia mau main suka telepon mamahnya, saya, kakeknya, pokoknya yang dianggap dia orangtua dia telepon, dia minta doanya,” kata Budi saat menjemputa Gian Zola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (27/2/2019) malam.
“Ya tiap pertandingan dia telepon. Kemarin dia bilang ‘mah minta doanya nih Zola mau berangkat ke Stadion mau main di pertandinga final mudah-mudahan bisa bawa Timnas U-22 juara’ gitu katanya,” cerita Budi.
Dalam kesempatan ini, Budi juga turut menceritakan perjalanan singkat Gian Zola hingga akhirnya menjadi pesepakbola profesional.
Budi yang juga mantan pesepakbola Mataram Jogja, mengatakan Gian Zola sudah tertarik dengan bola bahkan sebelum ia bisa berjalan.
“Karena saya dulu kan pemain bola dari Mataram Jogja. Ya memang sebelum bisa jalan dia sudah nendang-nendang bola. Umur dua tahun lah. Kemudian masuk SSB Uni Bandung umur 9 tahun, baru di situ gelar demi gelar dia dapat, tiap ikut turnamen dia pemain terbaik atau topskor,” singkanya.
Dari situ lah bakat Gian Zola mulai terasah hingga akhirnya membela Persib Bandung Junior hingga senior.
Namun, kualitas pemuda kelahiran Bandung itu mulai bersinar saat bermain di Persela Lamongan pada Liga 1 2018 hingga akhirnya dilirik Palatih Indra Sjafri.
Meski demikian, Budi berharap kakak kandung dari Beckham Nugraha itu tak cukup puas dan terus bekerjas keras.
“Kalau saya pribadi tetap harus jadi zola yang rendah hati. Tetap attitudenya harus dijaga juga, jangan cepat puas dan latihan harus lebih keras lagi,” harap Budi.