TRIBUNNEWS.COM - Baik Amedspor dan Sakaryaspor adalah dua tim sepak bola di Turki yang sama-sama tak terkenal.
Tapi, laga kedua tim ini, yang berlangsung Senin (4/3/2019), tiba-tiba membuat terhenyak banyak publik pecinta sepakbola dunia.
Sayang, bukan cerita kehebatan yang terjadi dalam laga kedua tim ini.
Tapi, sebuah insiden kericuhan yang dinilai di luar batas.
Dilansir Russia Today, kericuhan terjadi disebabkan seorang pemain Amedspor, Mansur Calar membawa silet ke dalam lapangan permainan, untuk melukai pemain lawan.
Aksi kericuhan sudah terjadi bahkan sebelum laga dimulai.
Setelah pemain kedua tim berbaris dan saling bersalaman untuk menunjukkan fairplay, saat itulah Mansur Calar menyerang.
Ia menyerang pemain Sakaryaspor, Ferhat Yazgan, dari belakang.
Kemudian, Calar bahkan terlihat menyerang bagian leher Yazgan.
Meski terjadi kericuhan di awal pertandingan, tapi laga kedua tim tetap berlangsung.
Pertandingan berakhir draw 1-1.
Selepas laga, pemain Sakaryaspor, Ferhat Yazgan, menunjukkan luka-luka goresan silet yang dia alami di Instagram.
Ia juga menunjukkan cedera serupa yang dialami pemain Sakaryaspor lain.
"Pemain yang melakukan ini di lapangan, aku harap kalian melihat mereka," tulis Yazgan.
Tim Amedspor sendiri melindungi pemain mereka, dan menyebut tuduhan tersebut hanya bualan untuk menjatuhkan reputasi mereka.
Amedspor dan Sakaryaspor bermain di kasta ketiga liga Turki.
Kedua tim memamg dikenal punya sejarah rivalitas panjang, berkaitan dengan latar belakang perbedaan kultur dan politik dari daerah kedua tim.
Tim Amedspor berasal dari daerah yang didiami mayoritas masyarakat suku Kurdi.
Sebagaimana diketahui, suku Kurdi masih berkonflik dengan pemerintahan resmi Turki sejak 1978 hingga kini.
Tak jarang, guna tujuan memprovokasi, Sakaryaspor sengaja memasang video gambar operasi militer pemerintah Turki di daerah pemberontak Kurdi, saat laga berlangsung. (*)