TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah hampir dua bulan Stefano Cugurra melatih Bali United sejak ditunjuk klub itu pada pertengahan Januari 2019. Total sudah lima laga dilalui Stefano Cugurraalias Teco bersama Teco dengan rincian empat laga Piala Indonesia 2018 dan satu laga Piala Presiden 2019.
Kedatangan Teco ke Bali United diharapkan mampu membangkitkan klub asal Pulau Dewata itu setelah hanya menempati peringkat ke-11 pada Liga 1 musim 2018.
Padahal Bali United merupakan kandidat juara dan hanya kalah selisih gol dari sang pemenang Bhayangkara FC pada Liga 1musim 2017.
Kembali ke Teco, dia dianggap sebagai sosok yang mumpuni atas keberhasilannya mengantar Persija Jakarta ke posisi empat besar lalu menjadi juara Liga 1 selama dua musim menangani Klub Ibu Kota pada 2017-2018.
Bersama Persija, Teco tidak pernah ditargetkan untuk mengantar Macan Kemayoran menjadi juara namun selalu berhasil melebihi ekspektasi manajemen dan suporter.
Pada musim perdananya bersama Persija, dia hanya ditargetkan membawa Persija menembus tujuh besar namun kenyataannya berhasil mengantar Bambang Pamungkas cs menempati posisi keempat Liga 1 2017.
Lalu pada musim keduanya dia hanya ditargetkan posisi lima besar, bak mendapat durian runtuh Teco justru berhasil memutus 17 tahun penantian Macan Kemayoran untuk kembali menjadi juara liga pada musim 2018.
Kini pelatih asal Brasil punya tantangan berbeda bersama Bali United yang dikenal sebagai klub ambisius dengan dukungan finansial yang kuat dari manajemen.
Pada saat peresmian Teco dan beberapa pemain baru, manajemen Bali United memang hanya menargetkan klub menembus lima besar pada musim perdana di bawah asuhan pelatih asal Brasil itu.
Lalu bagaimana kesan Teco melatih Bali United dibandingkan dengan masa-masanya menangani Persija?
Semasa di tim ibu kota, Teco merasa jadwal Persija terlalu padat di mana Macan Kemayoran sudah harus menggelar persiapan sejak Desember 2017 untuk menyambut musim 2018.
Namun hal itu dilakukan lantaran Persija dihadapkan dengan jadwal Piala AFC 2018.
"Dibandingkan dengan liga kemarin (2018) mungkin Persija sudah mulai latihan lebih dulu karena main di Piala AFC seperti tahun ini juga," kata Teco saat ditemui wartawan.
"Mungkin yang beda itu (dibandingkan melatih Bali United). Waktu main di AFC, Persija juga sama main di Piala Presiden seperti tahun ini. Di Bali saya cuma tidak ada AFC jadi fokus ke kompetisi yang ada, sekarang ada Piala Presiden, yang beda ini saja," ujarnya menambahkan.
Sementara soal target yang diberikan manajemen Bali United, eks Asisten pelatih timnas U-20 Brasil itu mengaku tak terbebani.
Teco menyatakan sudah siap dengan konsekuensi tersebut saat menerima tawaran dari klub ambisius yang menginginkan meminangnya.
"Soal target saya pikir tim besar pasti punya target besar jadi kami sudah terbiasa. Saya sebagai pelatih baru butuh waktu lihat pemain, evaluasi pemain, dan memilih pemain," tutur pria yang menguasai lebih dari lima bahasa itu.
"Saya butuh persiapan, bukan hanya sebelas orang tapi seluruh tim. Nanti di Liga 1 Saya butuh pemain ke-12, 13, 14 dst untuk antisipasi waktu pemain cedera atau ada yang ke timnas."
"Seperti sekarang contohnya, saya sudah tahu ada tiga orang pemain Bali United yang hanya bsia main sekali di Piala Presiden (karena panggilan timnas Indonesia). Kami harus bikin tim buat persiapkan hal seperti itu," ucapnya sekaligus mengakhiri perbincangan.
Sejauh ini kiprah Teco bersama Bali United berjalan mulus bahkan bisa dibilang sempurna karena lima kemenangan yang diraih Serdadu Tridatu.
Tak cuma itu, Wawan Hendrawan dan kolega berhasil mencatat lima kali nirbobol dari lima kemenangan yang mereka raih di bawah asuhan Teco.
Total 13 gol berhasil disarangkan Bali United arahan Teco ke jala lawan; 7 gol ke gawang Biltar United dalam pertandingan dua leg, tiga gol ke gawang Persela Lamongan dalam pertandingan dua leg, dan teranyar tiga gol bersarang ke gawang Mitra Kukar.