Saat ini, final Piala Presiden 2019 dijadwalkan menggunakan format home and away.
Laga kedua tim akan digelar di Surabaya dan Malang.
Final pertama berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, 9 April mendatang.
Tiga hari kemudian, giliran Arema menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
"Kami inginnya cari tempat yang netral. Sebab yang ditakutkan bila home and away, pas pertandingan terakhir akan rusuh," ujar Agus Bimbim.
Dia menyebutkan, bila Persebaya yang juara dan gelar juara tersebut didapatkan di kandang Arema, diprediksinya akan rusuh.
Begitu juga sebaliknya, bila Arema menjadi juara.
"Menurut saya, home and away itu takutnya rusuh. Saya punya pikiran, kalau lolos ke final dan Persebaya main di Arema, lalu menjadi juara, pasti rusuh," katanya.
"Sementara kalau Arema yang jadi juara, dan mainnya di Bung Tomo, akan rusuh. Makanya saya minta tolong cari tempat netral untuk pertandingan final Arema vs Persebaya," ucap dia.
"Tak tahu di mana tempat untuk final, tapi penyelenggara Piala Presiden harus siap. Sebab, mereka seharusnya juga sudah mengantisipasi, bila Arema, Persebaya, Persija atau Persib yang lolos ke final," sambungnya.
Agus Bimbim menegaskan bila tidak siap, lebih baik tidak menyelenggarakan turnamen tersebut.
Apalagi untuk laga berisiko bentrok atau rusuh.
Arema memandang positif
Laman resmi klub Arema FC memberitakan, Arema FC memandang sisi positif pertemuan dengan Persebaya Surabaya dalam pertandingan final Piala Presiden 2019.