TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Melvin Platje dan Ilija Spaso belum bisa dipastikan tampil lawan Persija Jakarta.
Keduanya hanya berlatih di pinggir lapangan Gelora Trisakti Legian, Kuta, Badung, Minggu (21/4/2019).
Dalam game taktikal, lini depan dipercaya Stefano Lilipaly. Diapit dua penyerang cepat Irfan Bachdim dan Yabes Roni.
“Kita kasih latihan mereka. Kita coba mereka. Untuk kita lihat. Kita masih punya waktu lima hari lagi,” tutur pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco.
Teco mengatakan, khusus Stefano Lilipaly sudah menyesuaikan diri di posisi striker. Sehingga bisa adaptasi.
“Stefano Lilipaly di depan? Dia sudah pernah bermain di posisi itu. Dia bermain beda dari sebelumnya saat ini,” tegasnya.
Teco terus mempelajari karakter para pemain di lini depan. Agar bisa mengetahui karakter semua pemain.
“Kita harus tahu cara untuk dia bermain di posisi itu. Soal lawan Persija saya respect dan tidak ingin komentar. Mereka tim saya dulu, saya tahu pemain di sana berkualitas,” tegasnya.
Dia menambahkan, tidak ingin banyak komentar saat lawan Persija Jakarta, fokus dengan tim Bali United. Dan pemain Bali United, saat ini konsentrasi penuh dalam setiap latihan.
“Setiap hari harus punya konsentrasi di latihan. Harus kerja keras. Saya lihat semua pemain kerja keras jelang lawan Persija,” katanya.
Tahu Karakter Pelatih Persija Ivan Kolev
Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco menilai pelatih Persija Jakarta Ivan Kolev memiliki tipe menyerang. Laga big match Bali United kontra Persija pada babak delapan besar Piala Indonesia, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Jumat (26/4/2019).
Eks pelatih Persija yang membawa tim ibukota ini juara Liga I Indonesia 2018 mengatakan, sangat tahu karakter Ivan Kolev karena menangani Timnas Indonesia di Piala AFF tahun 2007 dan PS Tira (sekarang Tira Persikabo).
“Karakter pelatih Persija. Ivan Kolev, Saya tahu dia pelatih Timnas dulu. Pernah latihan PS Tira. Dia orang (pelatih) menyerang,” tegas Teco kemarin.
Menurut Teco, namun Bali United tak hanya bermain menyerang atau bertahan. Ada saat bertahan begitu juga saat menyerang dalam setiap pertandingan.
“Tentu ada pertandingan saat kita bermain menyerang dan ada bertahan.
Saya dua tahun di Persija, tim paling sedikit kebobolan, kita bisa pikir bermain bertahan tapi kita bisa cetak banyak gol,” jelas pelatih asal Brasil.
Ia menjelaskan, tim seperti Persija atau Bali United, harus tahu kapan bermain bertahan dan menyerang. Tidak boleh hanya bertahan saja atau andalkan serangan balik saja.
“Ada tim lain, seperti di Thailand, kita mengandalkan bermain bertahan karena tim kecil. Kita tidak boleh kebobolan dan terdegradasi. Pelatih harus seperti ini. Jika pelatih pakai menyerang, tim kecil tidak bisa,” katanya.