Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengatakan pertandingan menghadapi Arema FC yang sedianya digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, Jumat (14/6/2019) ditunda
Belum diketahui alasan pertandingan ini ditunda.
Namun ditenggrai bahwa laga Timnas Indonesia melawan Vanuatu menjadi penyebab pertandingan ini akhirnya harus dijadwalkan ulang
Pembatalan ini membuat pelatih asal Robert Alberts ini cukup berang.
Bahkan Robert Alberts mengatakan pembatalan ini melanggar aturan FIFA.
"Sebelum itu saya harus mengekspresikan pikiran saya karena ini bukan urusan saya. Saya harus mengoreksi bahwa Ini melawan regulasi sepak bola karena harusnya tidak ada kompetisi lokal dalam agenda FIFA," ujar Robert Alberts setelah memimpin latihan di Stadion Arcamanik, Jumat (31/5/2019).
Kekesalan Robert Alberts semakin memuncak karena ini merupakan laga kedua Maung Bandung yang batal.
Sebelumnya Persib Bandung pun harus mengalami penundaan jadwal pada saat menghadapi Tira Persikabo.
"Untuk Persib kami dua kali pertandingan harus dibatalkan dan saya tidak pernah mengalami hal ini dalam karier saya," kata Robert Alberts.
Pembatalan ini, kata Robert Alberts, menghancurkan semua program latihannya.
Ia menambahkan, program yang sudah ia susun bersama tim pelatih harus diubah lagi dengan pembatalan ini.
"Karena kami mulai liga dengan rencana dan harusnya ikut rencana, bukan ganti pertandingan. Pemain main, pemain latihan, pemain main pemain latihan, itu membangun tim sambil memulai musim, tapi kami tidak bisa melakukan itu karena game ditunda dan kita harus ganti gim," katanya.
Dia pun menyinggung soal jadwal Timnas Indoensia yang selalu berbentrokkan dengan pertandingan Liga 1.
Seharusnya, kata Robert Alberts, Liga 1 bisa menjadi tempat produksi pemain yang baik untuk Timnas Indonesia.
Namun jika jadwal saja masih sulit konsisten, maka kata Robert Alberts, akan sangat sulit memproduksi pemain hebat bagi Timnas Indonesia.
"Saya tahu posisi timnas, setiap pelatih harus memproduksi pemain terbaik untuk timnas. Tapi jika kita tidak bisa main gimana kita mau produksi pemain untuk timnas. Karena kita harus ikut liga, memproduksi pemain untuk ada di level terbaiknya dan timnas bisa memilihnya. Itu bukan jadi alasan untuk memakluminya," ucapnya.
"Itu tidak terjadi di Eropa karena timnas main maka kompetisi berhenti. Kita harus mulai belajar untuk bisa berkembang dengan mulai dari mengikuti regulasi FIFA dan agenda FIFA. Jadi semua pertandingan bisa sesuai," ujarnya.