Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertandingan Liga 1 antara Persela Lamongan vs Borneo FC pada Senin (29/7/2019) yang berakhir dengan skor 2-2 sempat diwarnai kericuhan.
Kericuhan berawal setelah wasit Wawan Rapiko memberikan keputusan penalti kepada Borneo FC di menit-menit akhir laga.
Tak hanya itu, Wawan juga melayangkan kartu merah kepada kiper Persela Dwi Kuswanto yang menanduk kepala Wahyudi di kotak penalti.
Seusai laga, suporter Persela yang tak puas dengan keputusan wasit Wawan Rapiko pun langsung menerobos masuk ke dalam lapangan, mereka pun lalu mengejar Wawan.
Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang ditemui setelah menjalankan pertemuan dengan PT LIB turut buka suara perihal kejadian tersebut.
BOPI menyarankan agar PSSI memecat panitia pelaksana pertandingan tersebut yang dinilainya kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.
“Kalau kami menyampaikannya suruh pecat panpel, tapi itu menjadi otoritas PSSI,” kata Sekretaris Jendral BOPI, Sandi Suwardi Hasan, Rabu (31/7/2019).
“Tidak banyak orang yang memiliki kemampuan bagus melaksanakan kegiatan bola. Karenanya Komprominya tadi adalah LIB bersama PSSI melalukan proses evaluasi menyeluruh terhadap semua panpel dan koordinasinya ditingkatkan lagi,” sambungnya.
Seperti diketahui, selain kericuhan di laga Persela vs Borneo FC, insiden buruk yang terjadi karena kurang maksimalnya kinerja Panpel yakni terjadi saat Persija ingin menjalani laga final Piala Indonesia di Makassar.
Saat itu, bus Persija diserang oleh sekerumunan oknum suporter seusai menjalani ofisial training di Stadion Andi Mattalata. CEO Persija, Ferry Paulus pun menyalahkan Panpel yang tidak menyiapkan keamanan ekstra.
Dan baru-baru ini, manajemen Persib Bandung berkirim surat kepada PT LIB terkait permohonan evaluasi panitia pelaksana pertandingan Arema FC vs Persib Bandung.