TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Kesebelasan dari Daerah Istimewa (D.I) Yogyakarta tersingkir di babak delapan besar Liga Pelajar U-14 Piala Menpora 2019 setelah dipaksa menyerah oleh wakil Jawa Tengah dengan skor tipis 0-1 pada babak delapan besar saat berlaga di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/8/2019).
Tersingkirnya DIY dalam duel saudara itu tak lepas setelah adanya gol bunuh diri yang dilakukan bek mereka sendiri, Steven Kaka, saat laga baru berjalan empat menit. Skor tersebut pun bertahan sampai laga bubar.
Pertandingan bigmatch yang juga sebagai duel saudara itu turut menyita perhatian. Sebab keduanya mempunyai basis pendukung yang cukup banyak.
Melihat animo besar masyarakat dalam memberikan dukungan di liga tingkat pelajar, pun di apresiasi Hong Widodo selaku legenda hidup klub Persis Solo.
Bahkan ketika menyoroti sepakbola berjenjang, khususnya di Liga Pelajar U-14 gawean Kemenpora itu, ia mengakui peningkatan kualitas untuk mencetak bibit muda berkualitas semakin nyata di realisasikan.
Sebab dengan adanya gelaran sepakbola berjenjang mulai dari usia 12, 14, 16 dan 21 tahun, membuka kans untuk membentuk kerangka Timnas Indonesia yang lebih tangguh kedepan.
"Di jaman saya dulu nggak ada usia muda. Ini bagus liga usia berjenjang kemenpora. U-14 ini juga bagus karena fase peralihan, pemain akan menentukan masa depannya. sudah benar dengan pembinaan bukan hanya perlu latihan, tapi juga kompetisi," ungkap Hong Widodo di Stadion Sriwedari, Rabu (28/8/2019).
Liga berjenjang ini diakui Hong Widodo sudah tiga tahun, bahkan yang U-14 sudah lima tahun ini cukup bagus.
"Anak muda, pesepakbola usia muda di Indonesia itu butuh wadah-wadah seperti ini. Permainan mereka beda dengan jaman saya dulu, sekarang sudah rapi, polanya kelihatan. kami berharap bisa melahirkan pesepak bola andal, bisa melahirkan pemain top ke depan," Jelasnya.