TRIBUNNEWS.COM - Seperti pemuda milenial pada umumnya, Alexis Sanchez ingin bekerja di tempat yang memberikannya kenyamanan. Inter Milan kantor yang sempurna.
Dalam satu setengah tahun terakhir, Alexis Sanchez sudah berpindah klub dua kali. Sesuatu yang mungkin terlihat biasa bagi generasi milenial.
Saat ini, jika generasi milenial berkumpul, obrolan mereka kemungkinan besar tak jauh-jauh dari second income, cara membeli rumah, atau sambat tentang keadaan kantor yang tak nyaman.
Kesedihan karena merasa kurang dihargai di tempat kerja, gaji yang tak sepadan, atau bos yang tak memahami pekerjanya memang biasa tampak dari milenial alias generasi Y yang lahir tahun 80 sampai 90-an.
Alexis Sanchez tak berbeda dari milenial pada umumnya. Ia ingin pergi dari Arsenal untuk menuju klub yang lebih berpeluang meraih gelar, kantor di Manchester kemudian jadi tujuan.
Sayang, di Teater Impian, harapannya justru harus patah dengan suasana kerja yang tak mengenakkan. Setidaknya Alexis Sanchez pribadi mengakui hal tersebut, Jose Mourinho sebagai bos juga berkata demikian.