TRIBUNNEWS.COM - Jelang UAE vs Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, membandingkan Bert van Marwijk dan Simon McMenemy.
Timnas Indonesia akan melanjutkan perjuangan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Garuda Asia akan menghadapi lawan yang cukup alot dan jadi unggulan, yakni UAE.
Ini akan menjadi adu taktik antara dua pelatih dengan pengalaman yang berbeda, Bert van Marwijk di UAE dan Simon McMenemy di Indonesia.
Membandingkan antara Simon McMenemy dan Bert van Marwijk, secara prestasi tentu jauh berbeda.
Baca: Jadwal Uji Coba Timnas U-19 Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Asia U-19, Hadapi China Pekan Depan
Baca: Jelang Hadapi UAE, Timnas Indonesia Mendapat Kunjungan Tamu Spesial Saat Berlatih di Dubai
Bert van Marwijk adalah pelatih yang membawa Belanda melaju ke Final Piala Dunia 2010.
Namun ia urung membawa De Oranje meraih gelar karena dikalahkan Spanyol dengan skor 1-0.
Selain membawa Belanda maju hingga babak final, pelatih berusia 65 tahun ini juga memiliki catatan apik dalam kariernya sebagai pelatih atau manajer.
Bersama Feynoord misalnya, ia meraih dua gelar bergengsi yakni KNVB Cup dan Uefa Cup (sekarang Liga Eropa).
Uniknya, Bert van Marwijk adalah juara dunia di bidang klaverjas, semacam permainan kartu di Belanda.
Karier van Marwijk memang mentereng, ia pernah menjadi Manajer bagi Klub papan atas seperti Borussia Dortmund, Hamburger, dan Feyenoord.
Bert van Marwijk didapuk menjadi pelatih UAE usai membawa Australia lolos ke Piala Dunia 2018 lalu.
Secara prestasi dan pengalaman, van Marwijk memang unggul dibanding Simon McMenemy.
Namun bagaimana secara permainan?
Baik Simon dan van Marwijk adalah pelatih yang suka bermain pragmatis.
Artinya, kedua pelatih mengadaptasi taktik yang digunakan lawan dan cenderung bermain direct.
Kedua pelatih lebih memilih meraih hasil tanpa mementingkan bagaimana kemenangan atau hasil positif didapatkan.
Secara formasi keduanya pun mirip, 3-4-2-1/3-2-4-1 dengan dua playmaker sebagai double pivot atau berubah menjadi 4-2-3-1.
Jangan heran apabila nanti UAE akan bermain sedikit bertahan dan hati-hati dalam menyusun serangan.
"Saya adalah pelatih realistis, saya menyukai sepakbola kreatif dengan variasi taktik, tapi kemenangan adalah hal penting," ujar van Marwijk, dilansir The Guardian.
Permainan pragmatis inilah yang membuatnya banyak dikritik kala menangani Belanda.
Harian de Volkskrant, pernah mengkritik permainan van Marwijk kala menangani Belanda yang tidak sesuai dengan filosofi permainan Total Football.
Alhasil, posisi runner-up Piala Dunia 2010 tetap mendapatkan kritik.
Kritik tersebut terbukti, Belanda gagal total di Euro 2012.
Nol poin adalah raihan De Oranje dalam ajang yang digelar di Ukraina dan Polandia tersebut.
Tidak jauh berbeda dengan van Marwijk, Simon pun serupa.
Kemenangan jauh lebih penting daripada bermain atraktif, kemenangan adalah harga mati.
Terlihat dari apa yang dilakukan Simon bersama Bhayangkara FC.
Kemenangan biner 1-0 adalah hasil yang selalu didapatkan.
Namun di akhir musim 2017, Bhayangkara keluar sebagai Juara Liga 1.
Jangan kaget apabila nanti UAE akan memainkan sepakbola yang lambat.
Karena van Marwijk merupakan pelatih yang sangat berhati-hati dalam membangun serangan.
Melihat permainan UAE kala menghadapi Malaysia, van Marwijk memulai pertandingan dengan lambat dan cenderung berhati-hati dalam menekan pertahanan Malaysia.
Kehati-hatian itulah yang justru membuat celah di lini belakang UAE, Malaysia melihat peluang tersebut dan menguasai pertandingan sebelum gol tercipta.
Pun dua gol UAE bukanlah hasil sebuah serangan terstuktur.
Gol pertama bermula serangan Malaysia yang gagal dan transisi lambat tuan rumah, membuat UAE menyamakan kedudukan.
Gol kedua UAE bahkan berupa serangan yang berasal dari bola direct yang dilakukan penjaga gawang yang gagal diantisipasi lini belakang Malaysia.
Bisa ditarik kesimpulan, meskipun merupakan pelatih papan atas dan punya banyak prestasi, permainan Bert van Marwijk tidaklah istimewa.
Simon tentu mempelajari hal ini, meskipun sulit meraih kemenangan di laga ini, satu poin bukanlah hal yang mustahil di bawa pulang.
Baca: Timnas Indonesia Hadapi UAE Besok Malam, Simon Masih Yakin Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2022
Baca: Sekjend PSSI Tanggapi Sanksi FIFA Soal Kericuhan Saat Timnas Indonesia Hadapi Malaysia
Kunci bagi Indonesia di laga ini mencuri kesempatan di menit-menit awal, karena UAE merupakan tim yang terlambat panas untuk memulai laga.
Jadi Indonesia tetap memiliki peluang di laga ini, meskipun UEA diasuh pelatih kondang sekelas Bert van Marwijk, secara taktik, Simon tentu mengetahui celah untuk setidaknya mencuri angka di pertandingan ini.
(Tribunnews.com/Gigih)