TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ary Julianta Tridjaka makin mantap untuk melangkah sebagai calon anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI 2019-2024.
Ary memarkan misi dan visinya di hadapan media di Jakarta, Rabu (9/10). Wartawan senior olahraga ini tak muluk-muluk atau 'jual kecap' untuk memuluskan langkahnya.
"Kita tak perlu bermimpi ke piala dunia. Benahi dulu sepak bola kita dari akar rumput. Saat ini banyak Sekolah Sepak Bola (SSB). Berarti segudang cikal bakal pemain tumpah disana. Nah selama ini tidak tersentuh oleh PSSI," ungkap Ary Julianta yang ingin memperhatikan sepak bola akar rumput jika kelak terpilih sebagai Exco PSSI.
Ary yang selama 20 tahun meliput sepak bola nasional maupun internasional sangat paham tentang pembinaan sepak bola usia dini. Urusan yang satu ini, dia sudah cukup kenyang makan asam garam.
Ary bertekad menghidupkan SSB pada tempatnya. Artinya SSB harus memiliki kapasitas atau kejelasan di PSSI. Sementara selama ini harus diakui kurang mendapat perhatian. PSSI cuma menjangkau level klub. Padahal SSB merupakan 'sumur utama' pembinaan sepak bola.
"Saya ingin mengkoneksikan bagaimana klub dan SSB berjalan dengan baik. Tanpa memperbaiki grass root (akar rumput) sepak bola kita sulit untuk menggapai prestasi. Jadi saya tidak perlu kampanye muluk-muluk untuk maju sebagai Exco PSSI," jelasnya.
Ary, meniti karier sebagai wartawan olahraga sejak 1996. Saat ini menjabat sebagai Direktur Pemberitaan Breakingnews.co.id. Anggota pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DKI Jaya ini juga menyoroti soal pelatih.
Sejauh ini dia melihat banyak generasi baru yang mungkin lebih segar dengan berlisensi kepelatihan A, B AFC Pri.
Mereka punya standar yang cukup tinggi. Tapi, sayangkan kata Ary mereka tidak 'terpakai' lantaran keberadaan pelatih asing yang sejatinya cuma menang nama besar negaranya.
"Seharusnya ini tak boleh terjadi. Generasi muda yang melek dengan ilmu pengetahun harus mendapat kesempatan. Sayang sekali kalau potensi mereka tidak tersalurkan," imbuhnya.
Dengan kompetensi pelatih yang semakin baik, Ary yakin kualitas para pemain di Indonesia juga akan ikut berkembang.
"Karena dengan lebih banyak pelatih berkualitas kita bisa menciptakan lagi pemain yang lebih banyak lagi di seluruh Indonesia dan berkualitas juga," kata.
Disisi lalin, Ary juga mengakui prestasi sepak bola usia muda kita cukup membanggakan. Tapi, mereka acap mentok ketika melangkah ke timnas senior. Menurutnya ini sebuah pertanyaan besar yang harus bisa dijawab dengan tuntas.
"Saya melihat ada kesalahan dalam pembentukan pelatnas jangka panjang. Seharusnya PSSI membentuk tim yang siap pakai. Ketika mereka memiliki persiapan yang relatif pendek, hasilnya tentu susah diharapkan. Mungkin harus dilakukan perubahan dalam mensinergikan pelatnas. Kita tahu kompetisi Eropa persiapanannya pendek, tapi pemainnya siap tempur. Disini persiapan pendek, pemain tidak siap," paparnya.
Majunya Ary mencalonkan diri sebagai calon anggota Exco PSSI mendapat sambutan positif dari mantan pemain nasional Gendut Doni Christiawan. Menurut pria berusia 40 tahun itu Ary cukup capable untuk duduk sebagai anggota Exco.
"Ary berlatar belakang wartawan sepak bola. Dia tentu sangat paham warna sepak bola Indonesia. Misi dan visinya yang dipaparkan sangat bagus. Dia patut didukung karena bercita-cita ingin memajukan sepak bola Indonesia," kata Gendut Doni.
Sementara itu, Sekjen Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Pusat, Suryansyah menilai melangkahnya Ary Julianta menuju kursi Exco PSSI adalah sebuah dinamika. Kehadirannya akan memberikan warna berbeda kepada voters dalam Kongres PSSI yang akan digelar 2 November 2019 di Jakarta nanti.
"Secara pengalaman, dia tidak diragukan. Dua puluh tahun meliput sepak bola nasional, modal yang berharga. Tentu dia sanghat paham hitam-putihnya sepak bola di Tanah Air. Saya yakin dia tahu persis apa yang harus dilakukan jika kelak terpilih sebagai anggota Exco PSSI sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya," tutur Suryansyah yang mengapresiasi langkah wartawan olahraga senior itu.
Kongres PSSI untuk menentukan 15 Exco PSSI 2019-2024 akan dilangsungkan 2 November 2019 mendatang di Jakarta. Ke-15 Exco terdiri atas seorang ketua umum, dua wakil ketua umum, serta 12 anggota.