TRIBUNNEWS.COM - Pemain Bali United sekaligus Timnas Indonesia, Irfan Bachdim mengaku senang laga menghadapi Vietnam akan digelar di Bali.
Pertandingan antara Indonesia menghadapi Vietnam akan digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Selasa (15/10/2019).
Irfan Bachdim mengaku sangat antusias menghadapi laga melawan Vietnam.
Menurutnya bermain di Bali adalah keuntungan karena banyak fans Bali United yang akan datang ke stadion.
Baca: Jelang Timnas Indonesia vs Vietnam, Stefano Lilipaly: Momen Bangkit Skuat Garuda
Baca: Timnas Indonesia vs Vietnam, Kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia Kalah 5 Kali Dalam 25 Tahun
"Sangat senang karena ini kota saya dan banyak fans Bali United akan datang ke Stadion Dipta dan saya pasti senang," tegas Irfan Bachdim dilansir di laman Bali United.
Bachdim mengatakan, rekan lain di Timnas Indonesia Senior juga sudah mengetahui kontur lapangan di Stadion Dipta Gianyar.
" (mengenal lapangan) Sudah tahu, lapangan bagaimana tapi semua pemain juga sudah tahu," ujarnya.
Meski begitu, tak lantas ia menganggap tim lawan lemah.
Vietnam termasuk lawan berat.
"Timnas Vietnam, kami sudah tahu, kalau ranking list-nya paling tinggi se Asia, pasti pertandingan besok berat," kata suami Jennifer Bachdim ini.
Laga Timnas Indonesia vs Vietnam yang digelar di Stadion Dipta Gianyar, dipastikan akan mendapat suport penuh fans Bali United.
Sejumlah komunitas fans di Bali telah menyiapkan koreo untuk Timnas Garuda.
Hal ini pun telah diketahui CEO Bali United, Yabes Tanuri.
Ia mengatakan, fans Bali United di Bali telah menyiapkan beberapa koreo berukuran besar untuk mendukung Timnas.
"Saya lihat dan dapat info, fans Bali United sudah siapkan beberapa koreo untuk Timnas," kata Yabes Tanuri.
Indonesia bisa dibilang superior kala menghadapi Vietnam di kompetisi apapun.
Rekor Indonesia dalam 25 tahun menghadapi Vietnam cukup apik.
Dalam 23 pertemuan dari 25 tahun, Indonesia hanya kalah 5 kali dan meraih 9 kemenangan dan 9 kali imbang.
Yang paling dikenang adalah ketika Indonesia mengalahkan Vietnam pada Piala AFF 2000 di babak semifinal.
Baca: Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia vs Vietnam: Skuat Garuda Sudah Move On dari 3 Hasil Jelek
Laga yang dilangsungkan di Bangkok ini berlangsung sengit.
Kejar-kejaran gol tercipta di pertandingan ini.
Timnas turun dengan kekuatan terbaik seperti Djet Donald La'ala, Uston Nawawi, Kurniawan Dwi, Seto Nurdiantoro dan penjaga gawang I Komang Putra.
Saat itu, Indonesia menang dramatis dari tuan rumah melalui gol Gendut Doni ekstra time dan membuat kedudukan menjadi 3-2.
Vietnam saat itu sedang membangun sepakbolanya, dengan pemain-pemain seperti Nguyen Hong Son, dan Nguyen Duc Thang, dikombinasikan dengan pemain senior seperti Huynh Duc mendobrak sepakbola Asia Tenggara kala itu.
Vietnam kala itu dipimpin oleh Alferd Reidl.
Apa yang dilakukan pelatih asal Austria tersebut sukses besar dan namanya masih dikenal hingga kini.
Selain laga tersebut, di Piala AFF 2014, Indonesia kembali menyingkirkan Vietnam dalam permainan dua leg.
Bermain di Pakansari, Indonesia unggul 2-1, dan kala bermain di Ho Ci Minh, Indonesia bermain imbang 2-2.
Di Leg pertama, Indonesia turun dengan sejumlah kekuatan utama.
Termasuk bek yang dianggap menjadi kambing hitam yang membuat Bachdim cedera sehingga urung bermain di Piala AFF, Hansamu Yama.
Diturunkan Alferd Reidl dan berduet dengan Manahati, Hansamu Yama langsung membuktikan dirinya adalah bek muda terbaik Indonesia.
Gol nya di menit ke-9 melalui sundulan kepala membuat Garuda unggul, nama Hansamu kemudian tak tergantikan sejak saat itu.
Vietnam sempat menyamakan kedudukan di menit ke-17 melalui Nguyen van Quyet, namun penalti Boaz membuat hasil 2-1 menjadi bekal pertemuan di leg kedua yang berjalan seru.
Baca: Timnas Indonesia vs Vietnam, Satu Dekade Terakhir, Skuat Garuda hanya Takluk Satu Kali
Indonesia mengubah formasi dengan mendorong Manahati menjadi gelandang bertahan dalam formasi 4-2-3-1, menyisakan Boas sebagai ujung tombak, tujuannya membuat Vietnam tidak bisa berkreasi di lini tengah.
Taktik tersebut sukses, justru Indonesia berhasil unggul melalui sontekan Lilipaly, memanfaatkan kesalahan komunikasi antara Nguyen Manh Tran dan Dinh Luat Truong.
Drama dimulai kala kiper Nguyen Manh Tran mendapatkan kartu merah usai menendang Manahati dalam sebuah skema tendang pojok, kejadian tersebut tertangkap oleh hakim garis.
Justru bermain dengan 10 pemain, Vietnam malah sukses membuat aggregat menjadi 2-1 melalui dua gol dari Vu Van Tanh dan Vu Minh Tuan.
Kontra strategi dilakukan Reidl sadar, lawan bermain dengan 10 pemain, Redil memasukkan Ferdinand Sinaga dan Zulham Zamrun.
Nama pertama akhirnya menjadi aktor penting gol kedua Indonesia usai pemain PSM Makassar tersebut dijatuhkan di kotak penalti.
Manahati yang menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya dengan baik, skor akhir berubah menjadi 2-2.
(Tribunnews.com/Gigih)