News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cara PSSI Agar Bintang Muda Timnas 'Tak Loyo' Saat Masuk ke Level Senior

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Timnas U19 Indonesia merayakan gol Bagus Kahfi saat laga persahabatan melawan timnas China U19 di Gelora Bung Tomo Surabaya, Kamis (17/10/2019). Indonesia memenangkan duel persahabatan atas China dengan skor 3-1.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terus berusaha menjaga performa para bintang muda Tim Nasional Indonesia agar bisa terus kompetitif dan tidak loyo ketika masuk ke jenjang senior.

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria, menjelaskan setidaknya ada lima formula untuk menjaga prestasi para bintang muda Garuda yang sudah dirintis sejak tahun 2018 lalu.

"Pertama, para pemain muda ini akan terus ditempa dalam kompetisi berjenjang Elite Pro Academy (EPA) yang telah dirintis oleh klub-klub profesional. Di dalamnya juga ada program Garuda Select yang membuka kesempatan pemain untuk mendapatkan pelatihan dan lawan tanding terbaik," kata Ratu Tisha di Jakarta, Jumat (18/102019).

Baca: Cuplikan Gol-Gol Saat Timnas U-19 Indonesia Cetak Tiga Gol ke Gawang China

Baca: Exco PSSI: Simon McMenemy Bikin Timnas Indonesia Seperti Baru Bermain Sepakbola

Baca: Gabung PSM Makassar, Ezra Walian Rata-rata Bikin Gol Tiap 83 Menit

Skuat Garuda Select angkatan kedua saat diterima di Kedubes Inggris untuk Indonesia, Selasa (8/10/2019). Tribunnews/Abdul Majid (tribunnews.com/abdul majid)

Kedua, Garuda Select yang merupakan bibit-bibit terbaik jebolan EPA juga akan dikirim ke negara-negara sepakbola yang lebih maju seperti Inggris dan Italia.

"Kerjasama dengan Football Association (FA) Inggris membuka peluang pemain muda kita bersaing dan bermain di Eropa. Tak hanya itu, pelatih juga mendapatkan pengalaman di area coaching education sekelas klub Eropa," kata Tisha melanjutkan.

Formula ketiga adalah membuka kerjasama dengan Royal Sports Medicine dalam upaya penanganan dan monitoring pemulihan cedera pemain.

PSSI juga mendirikan medical science team sebagai implementasi menjaga bintang-bintang muda untuk tetap fit dan bebas cedera.

Ratu Tisha juga menekankan sepakbola modern yang perlu didukung dengan sports science dan football science yang memadai.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Super Ball)

Baca: Cuplikan Gol-Gol Saat Timnas U-19 Indonesia Cetak Tiga Gol ke Gawang China

Baca: Exco PSSI: Simon McMenemy Bikin Timnas Indonesia Seperti Baru Bermain Sepakbola

Baca: Gabung PSM Makassar, Ezra Walian Rata-rata Bikin Gol Tiap 83 Menit

PSSI sudah menjalin kerjasama dengan universitas dan membuka Tim PSSI Football Science secara terpusat.

"Mulai tahun depan, 18 klub di Liga 1 juga akan diwajibkan punya tim football science-nya masing-masing," kata Tisha.

Formula terakhir yang tak kalah penting adalah dengan meningkatkan kualitas dan profesionalitas staf medis, dokter, fisioterapis, dan ahli gizi di klub serta Sekolah Sepak Bola (SSB) yang menjadi ujung tombak bibit pemain muda.

"Monitoring pertumbuhan fisik, nutrisi, medis olahraga juga penanganan cedera menjadi faktor krusial untuk menjaga pemain-pemain junior saat ini agar bisa terus bersaing di level senior," kata Tisha.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini