"Dengan hari ini tanggal 30 Oktober, saya mundur sebagai pelatih kepala Persebaya, ini memang tanggung jawab sebagai head coach," lanjutnya.
"Ini resiko jadi pelatih, saya harap Persebaya bisa bangkit, maju, soalnya klub, manajemen luar biasa, all the best untuk masa depan Persebaya Surabaya," tutup mantan asisten pelatih Alferd Reidl ini.
Wolfgang Pikal mengundurkan diri usai rentetan hasil negatif yang diraih Persebaya Surabaya.
Baca: Persebaya Surabaya Tidak Bisa Jamu PSM Makassar di Gelora Bung Tomo
Rentetan hasil buruk tersebut juga mempengaruhi supporter yang kemudian ricuh pasca kekalahan dari PSS Sleman.
Pasca laga Persebaya vs PSS usai, pendukung tuan rumah, Bonek yang merasa kecewa dengan hasil negatif tim kesayangan meraka masuk ke dalam Stadion GBT dan melakukan aksi-aksi yang kurang terpuji.
Hal tersebut disinyalir karena hasil buruk Persebaya dalam beberapa laga terakhir di Liga 1 2019.
Baca: PSS Sleman Tundukkan Persebaya Surabaya yang Sedih Pemain PSS Sleman yang Satu Ini
Baca: Bonek Merusuh di GBT, Persebaya Berharap Tak Disanksi Laga Usiran
Kekalahan dari PSS di GBT merupakan hal pertama yang dialami skuat Bajul Ijo di laga kandang Liga 1 2019.
Selain itu, kekalahan ini merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun dan tidak pernah menang dalam lima laga terakhir dalam Liga 1 2019.
Rinciannya kalah dari Barito Putera (1-0), imbang tanpa gol lawan Borneo FC, serta takluk 4-1 Persib, 1-0 Persela, dan terakhir 2-3 PSS.
Prilaku yang ditunjukkan suporter Persebaya pada laga lawan PSS sejatinya telah tampak sebelum pertandingn berlangsung.
Berikut kronologi kericuhan di Stadion Gelora Bung Tomo hingga daftar fasilitas yang rusak:
Dilansir Tribunnews dari Kompas.com, banyak cara yang dilakukan Bonek, suporter Persebaya, mulai dari smoke bomb, meninggalkan tribun, hingga diam tak bernyanyi.
Tanda-tanda kekecewaan Bonek tampak sejak awal laga, banyak spanduk protes terbentang di stadion.
Jelang kick off babak pertama, Bonek sudah mulai membakar smoke bomb.