Ban Kapten Xhaka Dicopot, Arsene Wenger Pahami Keputusan Unai Emery
TRIBUNNEWS.COM - Granit Xhaka harus rela menerima keputusan dari Unai Emery yang mencopot ban kapten utama Arsenal dari dirinya, setelah insiden pada saat laga melawan Crystal Palace beberapa waktu lalu.
Pierre-Emerick Aubameyang pun akhirnya dipilih menjadi kapten utama tim berjuluk Meriam London tersebut menggantikan Xhaka.
Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger pun turut memberikan komentar terkait keputusan Unai Emery yang mencopot ban kapten utama dari Xhaka.
Wenger menilai keputusan yang diambil oleh suksesornya di Arsenal tersebut sebagai bentuk dari perlindungan terhadap nilai-nilai inti yang klub miliki.
Dikutip dari Squawka Football, Arsene Wenger menghargai dan memahami keputusan Unai Emery terkait perihal tersebut.
"Anda harus membuat keputusan seperti itu sebagai seorang manajer, terkadang anda harus menghadapi hal yang tak terduga sebagai manajer dan anda harus membuat keputusan secara cepat," ujar Arsene Wenger.
Pelatih berkebangsaan Prancis tersebut juga mengatakan keputusan yang diambil emery bisa dinilai sebagai langkahnya untuk menjaga nilai-nilai yang klub miliki.
"Saya pikir Arsenal merupakan klub yang dihormati di seluruh dunia karena dibangun di atas nilai dan semua orang harus menghormati nilai tersebut serta manajer harus membuat mereka untuk dihormati," ungkap Wenger.
Mantan pelatih Monaco tersebut juga mengingatkan ke semua pihak bahwa Arsenal selalu memiliki sentuhan khasnya salah satunya cara bersikap dan cara memberikan keteladanan.
"Arsenal memiliki tanggung jawab besar pada cara bersikap, pada cara kita menjadi contoh atau tidak dan Arsenal adalah bagian dari klub besar didunia yang harus menunjukkan hal tersebut," beber Wenger.
Walaupun demikian , Wenger mengaku sangat bersimpati dengan keadaan yang dialami oleh Granit Xhaka bersama Arsenal saat ini.
"Saya pikir Xhaka adalh pemain yang memiliki niat baik, sangat bertentangan dengan apa yang saya dengar dalam beberapa minggu terakhir," ungkap Wenger.
"Akhirnya dia berkenan meminta maaf dan itulah yang anda inginkan darinya," pungkasnya.
Xhaka sendiri mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari para pendukungnya sendiri dalam laga Arsenal menghadapi Crystal Palace beberapa waktu lalu.
Xhaka mendapatkan cemoohan dari para pendukungnya ketika dirinya berjalan keluar lapangan saat ditarik keluar Unai Emery, pelatih Arsenal.
Pemain asal Swiss tersebut berjalan keluar lapangan dengan menutup telinga dan ketika memasuki lorong ia justru melepas jersey tim kebanggannya.
Pasca laga, cemoohan masih terus berlanjut namun melalui akun media sosial pribadinya.
Tidak hanya menyangkut Xhaka melainkan istri dan anaknya yang juga mendapat perlakuan tidak enak.
Pemain berusia 27 tahun tersebut seakan merasa geram dan telah mencapai puncak emosi dari apa perlakuan tidak mengenakkan yang ia dapatkan.
Dalam klarifikasi tertulis di situs Arsenal dan akun media sosial resminya, Xhaka berharap kita, pemain dan suporter untuk saling menghormati.
Serta mengajak untuk maju dengan cara yang positif.
"Kejadian saat itu sangat menyentuh perasaan saya.
"Saya cinta dengan klub ini (Arsenal) dan saya memberikan 100 persen kemampuan saya di dalam maupun di luar lapangan.
"Orang-orang mengatakan, 'Kami akan mematahkan kakimu, 'Bunuh Istrimu', dan itu membuat saya mencapat puncak emosi ketika pergantian di Stadion hari Minggu lalu.
"Saya membiarkan diri saya terbawa emosi dan bereaksi dengan cara tidak menghormarti suporter yang datang mendukung kami. Itu bukan niat saya, dan saya minta maaf atas apa yang saya lakukan.
"Harapan saya, agar kita bisa saling menghormati, mengingat kecintaan terhadap Arsenal. mari kita maju bersama dengan cara yang positif," pernyataan tertulis dari Granit Xhaka.
Cemoohan tersebut bukanlah yang pertama kali ia dapatkan. September lalu saat lawan Aston Villa hal tersebut juga sempat ia rasakan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)