News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

inter milan

Sejarah Sepak Bola: Adriano, L'Imperatore di Milano, Kaisar Inter Milan Yang Menutup Jalan Tahtanya

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejarah Sepak Bola: Adriano, L'Imperatore di Milano, Kaisar Inter Milan Yang Menutup Jalan Tahtanya

TRIBUNNEWS.COM -  Adriano Leite Ribeiro, pemain Brazil dengan segudang talenta emas yang ia sia siakan, Kamis (14/11/2019).

Adriano terkenal saat berjersey Inter Milan pada musim 2004 hingga 2009

Ia saat berseragam Nerazzurri dikenal dengan julukan L'Imperatore di Milano (Kaisar Milan).

Wajar saja, banyak gol ang ia lesakkan bagi Inter hingga ia kerap dibandingkan dengan Ronaldo.

Adriano (ist)

Adriano merupakan raksasa haus gol dengan kekuatan dikaki kirinya.

Lahir di Favela, Rio de Janeiro membuatnya tumbuh da berkembang dengan kultur sepak bola jalanan.

Dilansir dari These Football Times, Adriano memilih jalur sepak bola untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.

Ia bukanlah pemain yang lahir dari keluarga berada, tentu saja pilihan yang realistis bagi pemuda yang beru berusia 16 tahun.

Adriano memulai petualangan sepak bolanya diusia 17 tahun.

Pada usai tersebut ia berhasil menembus skuat utama tim Flamengo.

Selang dua tahun, Inter Milan berhasil meminang pemuda Brazil itu dengan mahar 13 juta euro.

Awal karir Adriano di Inter Milan tidak berjalan dengan mulus.

Saat usianya 19 tahun, ia masih membutuhkan waktu untuk berkembang dan menjawab ekspektasi interisti.

Adriano dipinjamkan ke Fiorentina pada tahun 2001/2002.

Saat dipijamkan ke La Viola, pemain Brazil itu juga belum menujukkan performa yang menjanjikn.

Alhasil, ia dibuang ke Parma.

Saat berseragam Gialloblu (Parma), Adriano berhasil mengemas 23 gol dari 33 penampilannya.

Saat itu ia bertandem dengan Adrian Mutu.

Penampilan yang mengesankan membuat Nerazzurri kembali menggaet mantan pemainnya itu dengan mahar 23,4 juta euro.

Keputusan Inter memulangkan Adriano tepat, sebab sang pemain semakin menunjukkan sinarnya sebagai pemain bintang.

Kegemilangannya membuat dirinya dijuluki L'Imperatore di Milano - Kaisar Milan.

Dari 115 penampilan bersama Inter, Adriano mencatatkan 49 gol.

Ia berperan besar membawa Nerazzurri meraih scudetto empat musim beruntun (2006-2009), dua trofi Coppa Italia (2004/05 dan 2005/06) serta tiga gelar Supercoppa Italia (2005, 2006, 2008).

Adriano (net)

Penurunan performa Adriano bermula saat kematian ayahnya di tahun 2004.

Ia tidak bisa mengontrol irinya pasca kehilangan sosok yang selalu memberikan motivasi di sepak bola.

Kehidupan malam, minum minuman keras hingga penggunaan narkoba akrab dilakukan Adriano.

Kondisi tersebut membuat Inter melepasnya ke Sao Paolo dengan status pinjaman di tahun 2008/2009.

Tujuannya agar sang pemain bisa menemukan kembali permainan terbaiknya.

Namun itu terbukti tak berhasil; performa Adriano malah semakin menukik.

Ditahun 2008/2009, Adriano dilepas ke Flamengo.

Perlahan tapi pasti ia kembali menemukan ketajamannya.

Kembalinya Kaisar Milan membuat AS Roma berhasil menggaetnya.

Namun di Ibu Kota, Adriano justru semakin tenggelam dalam karirnya.

Alih alih memberikan kontrbusi ke Roma, ia justru banyak berkutat dengan cedera.

Presiden Flamengo, Eduardo Bandeira de Mello menyatakan diinya telah menawari kesempatan bermain dengan tim.

Kala itu Flamengo membutuhkan diola bagi pendukungnya.

Namun sang Kaisar sutru menolak tawaran tersebut.

“Di Piala Dunia 2018, dia akan berusia 36 dan dia masih lebih baik dari orang lain,"

"Selain itu, Flamengo membutuhkan idola. Tapi dia tidak menerima tawaran kami untuk kembali bermain," ujarnya, seperti yang dilansir Fox Sports.

Kaisar Milan itu mempunyai sejumlah peluang kembali untuk menunjukkan tajinya.

Namun entah mengapa, Adriano menutup jalan menuju tahta raja sepak bola pada eranya.

 (Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini