News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Timnas Indonesia

Pemain Timnas Indonesia Yunior yang Wajib Dijaga Hingga Level Senior, Bagus Kahfi Hingga Supriadi

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pemain Timnas Indonesia Junior yang Wajib Dijaga Hingga ke Level Senior, Bagus Kahfi Hingga Supriadi

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu hal yang diharapkan oleh para pecinta sepak bola nasional adalah prestasi para pemain timnas ketika bermain di level junior sebisanya menular saat mereka berseragam timnas di level senior.

Hal ini dikarenakan prestasi Timnas Indonesia senior masih pasang surut, misalnya di babak kualifikasi Piala Dunia 2022 tim Merah Putih masih berada di juru kunci klasemen.

Banyak dari para penggemar sepak bola Indonesia juga mempertanyakan kondisi timnas yang berjaya saat masih di level junior tetapi justru anjlok saat masuk level senior.

Sebagai perbandingan misal Timnas U-19 Indonesia berhasil menjadi juara grup di kualifikasi Piala AFC U19 2020 sekaligus memastikan lolos otomatis ke babak penyisihan.

Pemain Timnas Indonesia U19 meluapkan kegembiraan usai menahan imbang Timnas Korea Utara pada pertandingan ketiga kualifikasi Piala Asia U19, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (10/11/2019). Indonesia berhasil menahan imbang Korea Utara dengan skor 1-1 dan berhak melaju ke putaran final Piala AFC U-19 2020. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Namun di tingkat timnas senior, skuad Garuda belum meraih poin sama sekali selama mengarungi babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Alhasil penting guna menjaga performa impresif para pemain muda yang berlaga di timnas level junior bisa terjaga ketika ia mendapatkan kesempatan berseragam timnas senior.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, berikut deretan pemain timnas junior yang wajib dijaga performa impresifnya hingga level senior:

1. Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa

Si kembar Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa menjadi aktor penting dibalik performa menawan timnas di level junior besutan Fakhri Husaini.

Di kancah sepak bola Nasional, nama keduanya terbilang moncer untuk ukuran remaja seumurannya.

Dikutip dari Wikipedia, keduanya sama-sama lahir di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia pada 16 Januari 2002.

Bagus Kahfi sebagai adik memiliki nama lengkap Ammirudin Bagus Kahfi Al-Fikri.

Pemain Timnas U-18 Indonesia, Bagus Kahfi menyumbang gol saat ujicoba melawan Persibo Bojonegoro yang berakhir dengan skor 2-1 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (18/07/2019). (KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Sedangkan, Bagas Kaffa memiliki nama lengkap yakni Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi.

Bagus Kahfi berhasil menjadi Top Skor Piala Soeratin U-15 2017 dan Top Skor Piala AFF U-16 2018.

Bagus Kahfi juga diganjar sebagai pencetak gol terbanyak AFF sepanjang masa di ajang AFF U-16 dengan torehan 12 gol.

Sang kakak, Bagas Kaffa juga menjadi pemain andalan tim Garuda Muda.

Mereka berdua merupakan pemain inti Timnas Indonesia U-16 yang sukses meraih gelar Juara Piala AFF U-16 2018.

Bagas dan Bagus sendiri mulai menimba ilmu sepak bola saat bergabung dengan SSB Gelora Putra Deltras saat usia 6 tahun.

Pemain kembar timnas U-16 Indonesia, Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa, dalam uji coba kedua melawan Persida Sidoarjo Junior dalam pemusatan latihan di Stadion Jenggolo Sidaorjo, Jawa Timur, Minggu (01/07/2018) sore. (BOLASPORT.COM/SUCI RAHAYU)

Keduanya kemudian sempat berpindah-pindah ke beberapa SSB seperti SSB Blue Eagle, SB Putra Kalimantan Tengah, SSB Undip, Frenz United Malaysia dan Chelsea FC Singapura.

Bahkan, khusus Bagas Kahfi pernah dipanggil mantan pelatih Simon McMenemy untuk ikut latihan bersama Timnas Indonesia senior.

Walaupun keduanya merupakan anak kembar namun mereka memiliki posisi yang berbeda saat bertanding.

Bagus Kahfi didaulat menjadi penyerang, sementara Bagas, sang kakak menjadi bek sayap kanan.

Sebenarnya, Bagus ataupun Bagas sebenarnya adalah penyerang.

Namun saat menjalani seleksi, ditetapkan jika Bagus menjadi penyerang dan sang kakak sebagai bek.

2. Mochammad Supriadi

Mochammad Supriyadi menjadi salah satu pemain andalan Garuda Muda yang beroperasi di sisi sayap kiri atau gelandang serang.

Pemain kelahiran Surabaya, 14 Februari tersebut kini juga menjadi bagian klub Persebaya Surabaya alias Bajul Ijo.

Mochammad Supriadi ikut andil besar membawa Timnas U-16 Juara Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.

Muhammad Supriadi (tribunjatim.com)

Ia juga menjadi bagian Timnas U-17 Indonesia untuk Piala Asia U-17 2018.

Winger kiri itu juga masuk tim Garuda Select yang berlatih di Inggris.

Performa konsisten dan menawan yang ia tunjukkan bersama timnas di level junior patut kita nantikan ketika ia bermain bersama Timnas Indonesia senior.

3. Beckham Putra

Saat ini, Beckham Putra bermain untuk klub asal Indonesia, Persib Bandung.

Beckham Putra lahir di Bandung, 29 Oktober 2001.

Posisi pemain bertinggi 173 cm ini adalah sebagai gelandang serang dan penyerang.

Dilansir dari Tribun Wiki, Sempat ingin menjadi kiper, lantas Beckham Putra memutuskan mencoba posisi lain.

Kemampuan Beckham Putra kecil tergodok salah satunya berkat hasrat dan keinginannya untuk mengejar apa yang dilakukan sang kakakGian Zola, yang juga menjadi panutan baginya.

Kemampuannya pun perlahan muncul dan itu terlihat ketika Beckham Putra menjadi top skor Piala Menpora 2016 dengan mencetak 20 gol.

Kala itu, Beckham Putra memperkuat tim Diklat Persib.

Sebelumnya Beckham Putra juga menjadi pemain terbaik di ajang Football Cup Barcelona U-15, di Spanyol.

Karier muda Beckham Putra sejak muda juga terlihat cemerlang.

Beckham Putra sempat menjadi top skor Liga 1 U-19 musim 2018.

Pemain yang memiliki tinggi 171 cm itu menjalani debut profesional bersama Maung Bandung pada 2018.

Beckham Putra saat ini memperkuat timnas U-18 Indonesia dan berlaga di Piala AFF U-18 pada tahun 2019 ini.

Ia menjadi salah satu pemain andalan Garuda Muda yang mendapatkan tugas sebagai dirijen lini tengah.

4. David Maulana

Gelandang sekaligus kapten Timnas Indonesia U19 yakni David Maulana menjadi salah satu pilar andalan di lini tengah Garuda Muda.

Kepiawaiannya mengatur tempo permainan dan melesakkan umpan-umpan akurat menjadi kualitas utama yang dimiliki oleh David Maulana.

Kapten Timnas U-19 Indonesia, David Maulana (BolaSport.com/Suci Rahayu)

Duetnya bersama Beckham Putra di lini tengah Garuda Muda menjadi kekuatan yang cukup menakutkan bagi setiap lawan-lawannya.

David Maulana merupakan figur penting di skuad timnas U-19.

Dia pun sudah pernah menjadi kapten di timnas U-16 pada 2018 lalu, tim yang juga dilatih oleh Fakhri Husaini.

Layak kita nantikan bagaimana perkembangan bocah ajaib ini guna membantu Indonesia dalam meraih prestasi terbaik di masa-masa mendatang.

Formula PSSI Menjaga Prestasi Calon Bintang Timnas Indonesia

Untuk mengatasi kondisi yang bertolak belakang tersebut, PSSI selaku federasi tertinggi sepak bola di Indonesia tengah mempersiapkan program dalam membina bibit muda hingga level senior.

Dilansir dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, mengatakan sudah merencanakan lima formula yang bakal dilakukan secara bertahap.

Dalam pernyataannya, para pemain muda pertama kali bakal dimasukkan dalam kompetisi berjenjang yang dinamakan Elite Pro Academy (EPA) di mana juga disiapkan program Garuda Select.

"Pertama, para pemain muda ini akan terus ditempa dalam kompetisi berjenjang Elite Pro Academy (EPA) yang telah dirintis oleh klub-klub profesional,” kata Ratu Tisha.

“Di dalamnya juga ada program Garuda Select yang membuka kesempatan pemain untuk mendapatkan pelatihan dan lawan tanding terbaik," tuturnya menambahkan.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria. (Super Ball)

Kedua, usai menyelesaikan program Garuda Select, para pemain muda bakal dikirim ke luar luar negeri seperti Inggris dan Italia untuk mendapatkan coaching clinic.

"Kerja sama dengan Football Association (FA) Inggris membuka peluang pemain muda kita bersaing dan bermain di Eropa serta mendapatkan pengalaman berlatih di Eropa," kata Tisha.

Ketiga, PSSI juga menjalin kerja sama dengan Royal Sports Medicine dalam upaya penanganan dan monitoring pemulihan cedera pemain.

PSSI juga mendirikan medical science team sebagai implementasi menjaga bintang-bintang muda untuk tetap fit dan bebas cedera.

Tisha juga menekankan dalam formula keempatnya, sepak bola modern yang perlu didukung dengan sports science dan football science yang memadai.

Ketua Umum PSSI terpilih periode 2019-2023 Mochamad Iriawan alias Iwan Bule bersama Wakil Ketua Umum Cucu Soemantri dan Wakil Ketua Umum Iwan Budianto saat menggelar konferensi pers usai acara Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019). Mochamad Iriawan resmi menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 2019-2023 usai meraih 82 suara dari 85 suara pada pemilihan ketua umum PSSI, wakil ketua umum PSSI danAnggota Komite Eksekutif PSSI. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

PSSI sudah menjalin kerja sama dengan universitas dan membuka Tim PSSI Football Science secara terpusat.

"Mulai tahun depan, 18 klub di Liga 1 juga akan diwajibkan punya tim football science-nya masing-masing," kata Tisha.

Formula terakhir adalah meningkatkan kualitas dan profesionalitas staf medis, dokter, fisioterapis, dan ahli gizi di klub serta sekolah sepak bola (SSB) sebagai ujung tombak bibit pemain muda.

"Monitoring pertumbuhan fisik, nutrisi, medis olahraga juga penanganan cedera menjadi faktor krusial untuk menjaga pemain-pemain junior saat ini agar bisa terus bersaing di level senior," kata Tisha mengakhiri.

Besar harapan bagi para pecinta sepak bola nasional, para pemain yang kini tampil ciamik bersama timnas level junior bisa menular ketika mereka berseragam timnas di level senior.

(Tribunnews/Dwi Setiawan/Tribun Wiki) (Kompas.com/Angga Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini