TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kesebelasan SBAI Calci All Stars menantang kesebelasan TopSkor Indonesia U-16 di partai Final turnamen Sepakbola 'Kemenpora International Football Championship (KIFC) 2019' yang digelar di Lapangan Progresif Bandung.
Dengan bermaterikan siswa SMAN 4 Bandung, SBAI Calci All Stars mencoba menahan laju kesebelasan TopSkor Indonesia U-16 yang tampil konstan sejak hari pertama turnamen yang digelar oleh Deputi 3 Kemenpora ini.
Trio Asisten Pelatih SBAI Calci All Stars, Irwandi, Budi Harja dan Rusman Coe mencoba meramu strategi untuk anak asuhnya jelang partai final nanti.
"Kami memang sudah mempersiapkan turnamen ini praktis tiga minggu jelang digulirnya turnamen, bahkan hampir sebagian besar pemain kami bersekolah di SMAN 4 Bandung ini," ungkap Irwandi, Rabu pagi di Hotel Horison Bandung.
Dikatakan Irwandi, SBAI Calci All Stars ini sudah menyiapkan diri dengan baik, dengan melakukan latihan empat kali dalam seminggu sebelum turnamen digelar.
"Latihan siang hari dan malam hari untuk beradaptasi dengan jadwal KIFC ini," jelas Irwandi.
Sementara itu, Rusman Coe mengatakan para pemain SBAI Calci All Stars ini merupakan kumpulan pemain dari berbagai klub Liga 1.
"Kami melakukan persiapan dengan trainning camp berjalan saja, mengingat pemain dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bogor, Lampung, Tangerang, Purwakarta, Sidoarjo, Surabaya, Bali dan Kalimantan Tengah," jelasnya.
Berbicara Target, SBAI Calci All Stars diakui Irwandi mengincar gelar juara di KIFC ini.
"Mengingat KIFC ini merupakan salah satu turnamen bergengsi, jelas kami ingin meraih gelar juara itu
Di partai final KIFC nanti, Irwandi mengaku tidak ada teknik khusus yang diberikan kepada anak asuhnya karena semuanya berkembang di pertandingan.
"Teknik dan fisik tidak beda dengan lawan kami di final nanti, TopSkor Indonesia, hanya masalah strategi saja yang terus kami berikan kepada pemain saat bertanding nanti," ujar Irwandi.
Sedangkan Asisten Pelatih SBAI lainnya, Budi mengakui secara postur tubuh, pemain TopSkor Indonesia jauh lebih baik dibanding pemain SBAI.
"TopSKor Indonesia secara invidu memang di atas pemain SBAI, bahkan skill pemainnya pun bagus-bagus, begitu pun masalah postur badan, pemain SBAI tidak seimbanglah, hanya semangat bertanding yang tinggi saja yang bisa mengimbangi pemain TopSkor," jelas Budi.
Perjalanan kedua tim menapak ke final penuh perjuangan yang melelahkan. TopSkor U-16 Indonesia menaklukkan tim kuat Malaysia, Penang Sport School dengan skor 1-0. Sedangkan SBAI Calci menumbangkan Persib Bandung U-16 lewat drama adu penalti 5-4 (1-1), Selasa (3/12).
Menariknya kedua tim tak terkalahkan dalam 5 laga fase grup. TopSkor U-16 menang 3 kali dan dua imbang. Sebaliknya SBAI yang keluar sebagai runner-up Grup B di bawah TopSkor U-16 mengais 2 kemenangan dan 3 imbang.
Rusman Coe juga menyebut Ardi Adriana dan Ramadhanis Oktoviriandika yang bermain di klub Liga 1 Indonesia, Putra Kalteng. Ardian Rusdianto dan Syukran Arabia Samual (Persebaya Surabaya), Muhammad Rafli Dwi Cahyo (Persija) serta Mochamad Adzikry (Persib).
Mayoritas dari mereka ternyata juga almunus Liga TopSkor ketika membela klubnya masing-masing di level U-14. Jadi, boleh dibilang mereka sudah saling mengenal peta kekuatan lawan.
"Pertandingan akan menarik. Materi pemain TopSkor bagus-bagus dan unggul postur tubuh. Kami akan bermain dengan cara kami dan menghindari kontak body," kata Rusman.
Di lain pihak, TopSkor Indonesia telah menggondol gelar juara Super Muda. Dua hari sebelumnya, mereka menaklukkan Persib Bandung U-16 dengan skor 2-0. Pertemuan tersebut lantaran TopSkor U-16 Indonesia keluar sebagai juara Grup B, sedangakn Persib Bandung U-16 penguasa Grup A.
"Tanggung, kami ingin satu trofi lagi. Kami ingin keluar sebagai juara sejati," kata Deris Herdiansyah, pelatih TopSkor U-16 Indonesia.
TopSkor U-16 memang punya modal besar. Mereka diperkuat 90 persen pemain Tira Persikabo U-16 yang Oktober lalu juara Liga 1. Kuncinya sekarang adalah bagaimana mereka melawan diri sendiri.