Sebelumnya, Ozil dalam sebuah postingan di media sosial mengkritik tindakan China kepada Muslim Uighur.
Pemain Timnas Jerman itu menyebut Muslim Uighur sebagai “pejuang yang menentang persekusi”.
“(Di China) Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah teologi Islam-madrasah dilarang, cendikiawan dibunuh satu per satu."
"Terlepas dari itu semua, Muslim tetap diam,” tulis Ozil di medsosnya akhir pekan lalu (terjemahan dari Sky News)
Menanggapi cuitan Ozil, Arsenal mengunggah pesan di media sosial China, Weibo.
Bahwa pernyataan tersebut adalah "opini pribadi Ozil" dan Arsenal punya kebijakan "tidak melibatkan diri dalam politik".
Pernyataan Ozil sempat membuat marah netizen China.
Bahkan di akun Weibo Arsenal, terdapat sebuah postingan balasan yang memperlihatkan jersey milik Ozil rusak parah karena digunting penggemar.
Asosiasi Sepak Bola China juga mengatakan marah dan kecewa. “(Pernyataan Ozil) tidak pantas,” kata pejabat asosiasi yang tidak disebut namanya sebagaimana dikutip Sky News dari harian China, The Paper.
Dalam laporan PBB dan kelompok hak asasi manusia diperkirakan 1-2 juta etnis Uighur China telah ditahan di sejumlah kamp khusus di Xinjiang.
Meski demikian China berulang kali membantah melakukan penganiayaan. Pemerintah mengatakan camp tersebut hanya pusat pelatihan.
(Tribunnews/Ipunk)