Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan pelatih kepala Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini mengambil sikap tegas dengan menolak jabatan sebagai asisten pelatih Shin Tae-yong.
Seperti diketahui, Federasi sepak bola Indonesia (PSSI) baru saja menunjuk sosok Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala dan mengarsiteki beberapa kelompok umur Timnas Indonesia.
PSSI sempat memberikan penawaran kepada Fakhri Husaini mengisi salah satu pendamping pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut.
Namun, pelatih asal Lhokseumawe, Aceh tersebut hanya mendapatkan informasi penawaran tersebut dari Direktur Teknik PSSI, Danurwindo.
"Beliau informasi disuruh (Sekjen PSSI) Ratu Tisha menyampaikan bahwa kalau Luis Milla jadi pelatih tidak akan ambil tim yang di bawahnya. Tapi kalau Shin Tae-yong bakal membawa asistennya U-23 sampai U-19,” kata Fakhri Husaini saat dikonfirmasi awak media, Selasa (7/1/2020).
Fakhri menegaskan, dirinya sangat keberatan jika hanya diberikan kepercayaan menjadi pendamping Shin Tae-yong.
Menurut Fakhri, ada pekerjaan lebih penting yang harus dilaksanakannnya dibanding hanya mengemban jabatan menjadi asisten pelatih.
“Bang Danur sampaikan saya masih jadi bagian dari Timnas U-19, tapi saya tanya sebagai apa? Kalau asisten pelatih dasarnya apa? Kalau cuma jadi asisten ngapain saya ke sana meninggalkan pekerjaan, meninggalkan keluarga," jelasnya.
Fakhri mengaku geram kepada PSSI yang hanya memberikan jabatan sebagai asisten pelatih.
Torehan prestasi yang sudah dihasilkan bersama Timnas Indonesia dianggap tidak menjamin posisinya.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan Fakhri Husaini geram dengan pengurus PSSI.
“Oh iya, karena pertimbangan itu mereka anggap saya tidak layak. Bang Danur tidak bisa jawab saat ditanya kenapa saya jadi asisten pelatih," tegas Fakhri.
Lebih lanjut, Fakhri mengaku bisa saja menerima tawaran menjadi asisten pelatih. Namun, hal tersebut dianggap tidak menantang dan hanya mencari aman saja.
Fakhri mengaku sudah sering menerima tantangan dan hadangan berat terhadap pekerjaan yang diembannya.
Posisi asisten pelatih dinilai kurang menantang dan hanya berlindung dibalik pelatih kepala.
"Tapi kalau saya mau cari aman. Enak itu jadi asisten pelatih, Bebannya tidak ada. Tapi, masa saya terbiasa dengan beban yang berat itu,” jelas Fakhri.
Di sisi lain, Fakhri mengaku kecewa kepada PSSI yang hanya mengirimkan sosok Danurwindo yang menemuinya.
Sebab, dirinya tidak pernah mendapatkan undangan langsung bertemu dengan para petinggi PSSI.
“Kalau masalah kecewa, saya sih biasa aja. Yang saya kecewa itu caranya menyampaikan ini. Karena di sepak bola biasa terjadi, (Carlo) Ancelotti saja habis menang bersama Napoli langsung dipecat,” imbuh Fakhri Husaini.