Saat ini, pemain asal Korea Selatan itu memasuki kepala tiga, atau lebih tepatnya berumur 34 tahun.
Usia yang dinilai tak lagi muda bagi pemain sepak bola, ditambah faktor fisik yang ditengarai jadi jebloknya performa.
Faktor usia inilah yang sepertinya bisa memberikan blunder fatal terhadap Arema FC jika jadi memboyong Oh In-kyun.
Oh In-kyun yang tak lagi muda, kemungkinan akan terkendala faktor fisik dan berpotensi merugikan Arema FC.
Ditambah, duel yang harus dilakukan di lini tengah tentu banyak membutuhkan energi dan menguras stamina.
Permainan box to box yang dilakukan pemain korsel itu membutuhkan energi ekstra.
Pertannyaannya, apakah sang pemain masih snaggup untuk menunjukkan permainan terbaiknya dengan power full.
Arema FC yang musim ini banyak bermaterikan pemain muda praktis mengandalkan determinasi dan semangat juang di setiap laganya.
2. Perbedaan Kualitas dengan Makan Konate
Tapa membandingkan kualitas kedua pemain, namun dari segi permainan, baik Makan Konate dan Oh In-kyun memang jauh berbeda.
Pemain Korsel itu lebih jelas membantu keseimbangan lini tengah dan sesekali membantu serangan.
Beda halnya dengan Makan Konate yang diposisikan untuk membantu serngan.
Terbukti catatan gol dan assist yang ia torehkan, membuktikan bahwa peran sentral dalam hal menyerang menjadi kapasitas dan keunggulan Makan Konate.
Adapun Oh In-kyun, permainannya sering menjaga kedalaman dan melakukan destribusi ke lini serang, tanpa aktif membantu lini depan.