TRIBUNNEWS.COM - Kerangka Tim Persebaya Surabaya sudah bisa dibilang lengkap untuk menghadapi Liga 1 musim depan.
Hal tersebut tidak lepas dari kedatangan Makan Konate yang dilepas Arema musim ini.
Kedatangannya memang sesuai dengan pernytaan Presiden Persebaya Surabaya, Aji Santoso yang menyebutkan bahwa akan ada mega transfer musim ini.
Tetapi, mengingat Persebaya Surabaya baru saja mendatangkan Mahmoud Eid, berarti, Bajol Ijo hanya memiliki satu slot pemain asing untuk musim depan, membuat trisula M-D-M di lini depan Bajol Ijo.
Dan seperti kebanyakan tim Indonesia, satu slot pemain asing biasanya akan diberikan di posisi pemain belakang.
Ternyata tidak demikian pemikiran Aji Santoso.
Ia memilih mendatangkan Makan Konate untuk menambah daya gedor timnya, dan prakis mengandalkan duet Hansamu Yama Pranata dan Arif Satria di lini belakang.
Lalu, tentu saja semua berpikir bagaimana pertahanan Persebaya Surabaya musim depan?, apalagi mereka juga melepas sejumlah pemain pilar di lini belakang seperti Otavio Dutra, Ruben Sanadi dan Miswar Saputra.
Musim lalu, kala Bejo Sugiantoro menjadi cartaker Persebaya Surabaya, ia menyebutkan sebuah filosofi permainan "ngeyel" milik Bajol Ijo yang akan sangat relevan dengan taktik Aji Santoso musim ini.
"Saya suka filosofi Rusdy Bahalawan, itu yang saya pakai, pertahanan terbaik adalah menyerang, tanpa melupakan organisasi pertahanan," ujar Bejo Sugaintoro sebelum jumpa Persela Lamongan yang saat itu diarsiteki Aji Santoso, dari laman Surya.
Ya, Persebaya Surabaya tentu akan tampil total menyerang musim ini, dengan filosofi yang membawa Persebaya Surabaya menggondol gelar Juara Liga Indonesia III tahun 1997 di bawah Rusdy Bahalawan.
Dan kebetulan, Aji Santoso adalah murid sang mendiang Rusdy Bahalawan, keduanya paham betul bagaimana ketika lawan mencetak 4 gol tetapi kita bisa mengemas 5 gol, maka 3 poin tetap akan diraih.
Aji Santoso juga masuk dalam bagian dalam tim yang meriah gelar juara Liga Indonesia 1996/1997 bersama Bejo Sugiantoro, Jacksen F. Tiago, Carlos de Melo hingga alm. Eri Irianto.
Ilmu itupun diakui diterapkan Aji Santoso, menurutnya, apa yang ditunjukkan Rusdy saat itu adalah karakter sepakbola komplit : berani menyerang, terorganisir, main bersih dan etos kerja tinggi.
Dengan Aji Santoso dan Bejo Sugiantoro masih ada di jajaran kepelatihan Persebaya Surabaya, bisa dipastikan Bajol ijo masih akan mempertahankan filosofi menyerang mereka untuk musim depan.
Justru menarik melihat apa yang dilakukan Aji Santoso musim depan di lini belakang, dengan mengandalkan pemain lokal, mampukah pelatih asal Malang tersebut mengkoordinasi lini belakang Bajol ijo.
Apalagi dengan target menjadi juara, lini belakang tentu sangat vital untuk bisa mencegah lawan mencetak angka.
Tetapi, sekali lagi, musim depan kita akan melihat Persebaya Surabaya yang akan "kebobolan 4 gol tetapi bisa mencetak 5 gol".
Mari membedah per lini dimana, Persebaya Surabaya nampak tidak terlalu kokoh di belakang.
Dengan datangnya Rivky Mokodompit, kemungkinan penjaga gawang senior akan menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang.
Musim lalu, Rivky mencatatkan 77 penyelamatan bersama PSM Makassar, tentu secara kuantitas sangat jauh dengan Miswar Saputra yang mengemas 92 penyelamatan.
Sedangkan di lini belakang, Hansamu Yama akan berduet dengan Arif Satria di lini belakang, ditambah dengan Zoubairou yang didatangkan.
Ini, menarik melihat ini artinya, Persebaya Surabaya menggunakan semua pemain lokal di lini belakang.
Di lini tengah, Aryn Williams akan bertugas cukup vital sebagai penyeimbang antara menyerang dan bertahan, gelandang pekerja keras asal Australia ini, harus tampil prima mengingat filosofi menyerang yang digunakan Aji Santoso.
Sedangkan di garda penyerangan, mengandalkan trisula David da Silva-Mahmoud Eid-Makan Konate, ditambah suntikan dari pemain lokal seperti Irfan Jaya, Oktafianus Fernando hingga Alwi Slamat, lini depan Persebaya Surabaya masih akan menakutkan.
Perkiraan susunan pemain Persebaya Surabaya musim depan
Pelatih : Aji Santoso
Persebaya Surabaya (4-3-3/4-2-1-2-1)
Rivky Mokodompit; Abu Rizal Maulana, Hansamu Yama, Arif Satria, Koko Ari; Aryn Williams, M. Hidayat; Makan Konate; Mahmoud Eid, Irfan Jaya; David da Silva
(Tribunnews.com/Gigih)