Charis Yulianto yang merupakan asisten pelatih Singo Edan membeberkan 2 sektor yang perlu dibenahi terkait hasil negatif yang diperoleh timnya itu.
Pertama ialah rapuhnya lini pertahanan Arema FC.
"Lini belakang kami sangat rapuh," kata Charis Yulianto seperti yang dilansir dari Surya Malang, Rabu (18/3/2020).
Bukan menjadi rahasia lagi jika tim asal Jawa Timur itu memiliki permasalahan lini pertahanan sejak musim lalu.
Baca: Kericuhan Supporter Dalam Laga PSIS Semarang vs Arema FC di Liga 1 2020, Ketum PSSI Beri Tanggapan
Baca: Menanti Daya Ledak Arema FC, Adaptasi Mario Gomez & Jonathan Bauman, Vitalnya Peran K.H. Yudo
Dalam gelaran Liga 1 2019, Arema FC menjadi tim ekdua dengan rasio kebobolan paling tinggi kedua, setelah Badak Lampung.
Singo Edan yang musim lalu dihuni oleh Hamka Hamzah dan Arthur Cunha sebagai duet lini belakang, harus puas ketika timnya dibobol sebanyak 62 kali.
Catatan kedua ialah lini serang yang tampil kurang tajam.
Menurut Charis, KH Yudo dan kolega kurang tenang dalam menyelesaikan sejumlah peluang.
"Lini depan kami kurang tenang dalam menyelesaikan beberapa peluang."
"Lini belakang dan lini depan ini yang akan jadi bahan evaluasi kami," ujarnya.
Kondisi tersebut tentu catatan yang mengkhawatirkan bagi Arema FC, berkaca deretan pemain potensial menghiasi kualitas lini serang Singo Edan.
Sebut saja Jonathan Bauman, Elias Alderete, M Rafli, KH Yudo hingga Dedik Setiawan.
Meskipun dapat dikatakan terlalu dini untuk menilai kurang tajamnya lini serang Singo Edan, namun hal tersebut dapat dikatakan wajar, mengingat capaian musim lalu.
Perlu dicatat, Arema FC merupakan tim dengan produktivitas gol tertinggi di musim 2019.