TRIBUNNEWS.COM - Massimo Cellino selaku Presiden Brescia geram dengan keputusan Presiden Lazio, Claudio Lotto lantaran akan segera menggelar latihan di tengah wabah pandemi Corona.
Dalam pemberitaan Football-Italia, Lazio dan Napoli merupakan dua tim di Liga Italia yang dikabarkan segera memulai pelatihan perdana sebelum 3 April mendatang.
Rencana latihan kedua tim ini merujuk keputusan sebelumnya terkait kelanjutan Liga Italia mulai 4 April.
Namun mengingat kondisi saat ini yang terjadi di Italia kemungkinan dimulainya Liga Italia akan mundur.
Seperti diketahui Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, virus corona yang tengah merebak saat ini bisa dikategorikan sebagai pandemi global.
Italia menjadi satu negara terparah di Eropa yang masyarakatnya terinfeksi Covid-19.
Berkaca pada kondisi tersebut, Massimo Cellino geram dengan wacana kedua tim diatas yang akan segera memulai latihan terutama Lazio.
Bahkan kegeraman Cellino membuatnya menyebut Claudio Lotto selaku Presiden Lazio haus akan gelar Scudetto yang musim ini diperebutkan timnya.
Lazio dan Juventus merupakan dua tim yang berpeluang besar meraih Scudetto Liga Italia musim ini.
Juventus memimpin klasemen dengan 63 poin dan Lazio menguntit dibawahnya dengan selisih 1 poin.
“Jangan bodoh, bagaimana kita bisa melanjutkan musim? Saya berpikir untuk masa depan dan hanya itu, ”
“Coppa Italia, Scudetto ... jika Claudio Lotito menginginkannya, dia bisa memilikinya."
"Dia yakin bahwa timnya tidak ada duanya, jadi biarkan dia mempertahankan keyakinan itu."
"Bagaimana kita bisa duduk di sini berbicara tentang gelar Serie A ketika kita memiliki wabah di depan pintu kita?,"
"Saya tidak peduli tentang sepakbola sekarang.” kata Cellino kepada Corriere dello Sport dilansir dari Football-Italia.
Cellino saat ini hanya fokus dengan kotanya Brescia dan mengesampingkan nasib dari Liga Italia.
Hal ini dilakukan Cellino lantaran kotanya Brescia dan Bergamo menjadi dua kota terparah di Italia yang terinfeksi Covid-19.
“Saya terus menerima berita dari Brescia dan itu luar biasa, namun kota ini menghadapi tragedi yang sedemikian bermartabat sehingga membuat Anda merasa tidak berdaya."
"Orang-orang ini memiliki orang tua, saudara, teman yang mati setiap hari, namun mereka sangat menderita dalam keheningan. Jika ini terjadi di tempat lain, itu akan menjadi sebuah revolusi."
Menurut Cellino kelangsungan hidup setelah wabah ini di kotanya adalah hal yang paling utama.
Serta berharap segera ada kabar baik terkait perkembangan wabah ini untuk mengakhiri penderitaan masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Hidup didahulukan. Kami tidak bisa bermain lagi musim ini. Beberapa belum menyadari apa yang terjadi dan orang-orang itu lebih buruk daripada virus."
"Kita tidak bisa memikirkan kapan kita akan melanjutkan, tetapi jika kita akan bertahan hidup sama sekali. Bersikap realistis, semuanya. Ini adalah wabah." ungkapnya.
Cellino juga tidak setuju jika musim ini akan diakhiri tanpa melanjutkan pertandingan sisa yang dapat berdampak pada keungan disuatu klub.
Namun Cellino sendiri telah memiliki solusi bagaimana mengatur neraca keuangan di Brescia.
"Ada beban keuangan untuk mengakhiri musim lebih awal, tetapi Cellino percaya dia telah menemukan solusi untuk itu juga."
"Saya berpikir tentang mereka yang kehilangan pekerjaan, yang sekarat setiap hari ... Sepak bola adalah bisnis, tetapi ini adalah perlengkapan untuk bertahan dari krisis ini."
“Ini sangat sederhana dan Brescia telah mempunyai solusi bagaimana mengatur neraca keuangan,"
"Pertama kami membatalkan sepertiga musim ini, jadi kami memotong sepertiga dari gaji pemain, sepertiga dari hak siar TV dan sepertiga dari pajak. Ini cara termudah untuk memperbaiki semuanya.” katanya.
Kondisi kritis seperti ini tidak disukai Cellino jika ada suatu tim yang memikirkan keinginanya sendiri khususnya dalam perburuan Scudetto.
Ia juga menyadari bagaimana laju timnya di musim ini yang terseok-seok di papan zona degradasi.
“Biarkan yang lain melakukan apa yang mereka inginkan."
“Kami bermain dua pertiga musim, sepertiga hilang. Musim ini berakhir, jadi jika seseorang menginginkan Scudetto sialan, biarkan mereka memilikinya."
"Dan saya tidak mengatakan itu karena kita berada di bawah meja. Kita yang terakhir karena kita pantas mendapatkannya. Saya orang pertama yang mengakuinya." tutupnya.
(Tribunnews.com/Ipunk)