TRIBUNNEWS.COM - Jeda Liga 1 2020 ternyata tidak menguntungkan bagi beberapa klub di Indonesia.
Pasalnya, muncul masalah seperti membengkaknya anggaran, kesulitan mencari tempat latihan hingga momentum yang terhenti di tengah Liga.
Berikut adalah permasalahan Arema FC, PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya karena ditundanya Liga 1 2020.
Baca: Liga 1 2020 Ditunda Karena Virus Corona, GM PSIS Semarang Keluhkan Anggaran yang Membengkak
Baca: Juventus Panaskan Perburuan Gelandang Valencia, Ferran Torres
1. Arema FC, Kesulitan cari tempat latihan, TC dibatalkan
Sebelum virus Corona masuk ke Indonesia, hingga membuat kompetisi Liga 1 dan 2 2020 dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), tim pelatih Arema FC sebenarnya sudah merencanakan akan menggelar TC.
Rencana awal TC akan digelar seusai tim diliburkan lima hari setelah melawan PSIS Semarang, Sabtu (14/3/2020) lalu.
Tepatnya TC rencananya akan digelar, Minggu (22/3/2020).
Namun karena virus Corona yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia, akhirnya TC dipastikan batal.
Bahkan sebelumnya, pemain yang seharusnya sudah mulai latihan, Jumat (20/3/2020) lalu, mendapat perpanjangan libur sampai, Selasa (31/3/2020) mendatang.
"Menyikapi surat edaran dari pihak kepolisian, arahan dari Dinkes dan saat ini Kota Malang berada dalam zona merah terkait Covid-19.
Tim sementara memperpanjang libur sampai 31 Maret 2020," ujar Asisten Pelatih Arema FC, Charis Yulianto pada TribunJatim.com, Minggu (22/3/2020).
"Pemain tetap harus latihan individual. Pelatih fisik masih menyusun program latihan buat pemain selama libur," lanjutnya.
Baca: Masalah Persebaya Surabaya, Bukan Hanya Perkara Rivky Mokodompit atau Angga Saputra
2. PSIS Semarang, Anggaran tim membengkak
General Manager PSIS Semarang Wahyu "Liluk" Winarto, mengatakan pihaknya menghormati apapun keputusan dari federasi.
Yang jelas, ia mengatakan, klub butuh kepastian mengenai kompetisi tahun ini.
Sebab, jika tak ada kepastian mengenai kelanjutannya akan berdampak pada tim. Terutama keuangan.
"Klub itu kan butuh kepastian. Jangan sampai ini molor-molor. Itukan sangat menjadi beban klub.
Tentunya kami minta dari klub, dalam hal ini PSSI dan juga pemerintah untuk segera memberi keputusan apakah kompetisi ini lanjut, atau tidak. Kan seperti itu. Atau hanya mundur," kata Liluk saat dikutip dari Tribun Jateng.
Jika melihat perkembangan wabah virus corona di Indonesia saat ini, Liluk menyebut sudah tak memungkinkan lagi roda kompetisi dilanjutkan dalam waktu dekat.
Selain masalah virus corona, dalam waktu dekat sudah memasuki masa ramadhan. Sehingga, seperti musim-musim sebelumnya, ada jeda tersendiri bila kompetisi memasuki masa ramadhan.
"Satu, ini wabah kan belum bisa kita tentukan sampai kapan berakhir. Kedua, kita bulan besok (April-red) sudah memasuki bulan ramadhan. Dua hal itu sebagai pertimbangan.
Untuk corona ini sudah menjadi wabah luar biasa. Bahkan di seluruh dunia kena. Dan itu penyebarannya sangat cepat sekali. Dan kita tidak mau mengambil risiko untuk itu," jelas Liluk.
Liluk berharap segera ada keputusan yang jelas. Sebab, penundaan kompetisi juga berdampak dalam tim.
"Kalau kita hanya diberikan libur dua minggu kemudian nanti belum pasti kan kita repot. Kita kan harus menggaji pemain, semua official juga kita gaji.
Padahal, wabah ini tidak ada yang bisa memastikan. Tidak ada yang bisa memastikan wabah ini berhenti, besok bisa main. Tidak ada yang bisa memastikan itu," ucapnya.
Disisi lain, Liluk menyebut, hal yang cukup merugikan juga yaitu performa tim PSIS yang dalam kondisi bagus saat ini dalam tiga laga terakhir terancam dengan ketidakpastian kompetisi.
"PSIS sebetulnya musim ini, atau tim kita ini kan lagi bagus-bagusnya. Tapi mau bagaimana lagi.
Makanya, kita mau agar PSSI dan pemerintah harus memutuskan secepatnya," pungkas Liluk.
Sementara itu, Charis Yulianto mengaku setuju dengan kebijakan pemerintah dan federasi soal dihentikannya Liga 1 dan Liga 2 2020, sampai waktu yang tidak ditentukan.
"Yang kita semua harus pahami, karena sepak bola mendatangkan massa dan para pemain sendiri, sangat berisiko melakukan kontak langsung. Saya setuju untuk sementara waktu dihentikan, karena menyangkut keselamatan banyak orang," jelasnya.
Baca: PSIS Semarang Segera Perkenalkan Kandang Baru, Tunggu Pemasangan Lampu Stadion
3. Persebaya Surabaya, Kesulitan membuat program latihan
Manajer Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan tim lain di Liga 1 2020 untuk selanjutnya meminta kejelasan status kompetisi.
"Persebaya akan berkoordinasi dengan klub-klub Liga 1 lainnya untuk meminta PSSI segera memutuskan status kompetisi. Kepastian ini penting untuk menentukan langkah berikutnya," terang Candra Wahyudi, di laman Tribun Jatim.
Atas keputusan penundaan kompetisi itu, Persebaya Surabaya sudah meliburkan pemainnya selama satu pekan sejak Minggu (22/3/2020) kemarin.
Manajemen juga memberi kebebasan pemain, pelatih, juga staf pulang ke kampung halamannya.
Candra Wahyudi berharap, di tengah waktu libur, semua komponen di Persebaya Surabaya bisa menjaga kesehatan.
"Seminggu ini semua aktivitas tim libur. Pemain, pelatih, dan ofisial diminta menjaga kesehatan dengan lebih banyak di rumah," kata manajer asal Bojonegoro itu.
"Menghindari aktivitas di luar rumah untuk meminimalisasi peluang penyebaran virus Corona," pungkas Candra Wahyudi
(Tribunnews.com/Gigih)