TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - CEO PSIS semarang, Yoyok Sukawi menjamin pihak manajemen PSIS tetap membayar gaji pemain sesuai haknya di tengah wabah virus corona saat ini.
Virus yang saat ini semakin masif penyebarannya di Indonesia tersebut memaksa PSSI menghentikan sementara kompetisi baik itu Liga 1 yang sudah berjalan tiga pekan dan Liga 2 yang baru memulai pekan perdana hingga batas waktu yang belum di tentukan.
Dampak dari penghentian sementara kompetisi, membuat rata-rata klub peserta meliburkan lebih dahulu timnya.
Termasuk PSIS, yang meliburkan tim selama dua pekan, terhitung sejak Senin (23/3/2020) lalu.
Penghentian sementara kompetisi tentu saja memaksa pengeluaran klub membengkak, karena kompetisi akan berjalan lebih lama. Selain itu, tak ada pemasukan bagi klub, terutama dari penjualan tiket.
"Soal gaji, kalau PSIS, kita siap kok kalau harus libur dulu baru nanti main lagi bulan Juni, Juli, atau bahkan September. Tidak ada masalah. Atau mau stop kami juga tidak ada masalah," kata Yoyok, Rabu (25/3/2020) siang saat dihubungi.
"Selama libur ini tidak ada keputusan apa-apa masih berjalan normal. Kita tetap membayar gaji pemain sesuai biasanya," ungkapnya.
Disinggung soal kerugian klub, Yoyok mengatakan tak perlu menjawab soal hal itu. Sebab sudah pasti klub merugi atas penghentian sementara kompetisi.
"Sekarang semua pasti rugi. Klub mau bertanding tidak bisa, kita mau jualan tidak bisa, tokonya tutup. Semua (industri) pasti rugi termasuk sepakbola. Kecuali wartawan media, kalau media masih bisa by phone, by online. Restoran masih bisa pesan antar. Kalau sepakbola tidak bisa," ucapnya.
Hanya saja, Yoyok mengatakan penghentian sementara kompetisi juga merupakan bagian dari resiko sebuah industri. Dalam hal ini industri sepak bola.
"Makanya kami peserta Liga 1 meminta segera ada keputusan, kompetisi ini mau ditunda saja, atau seperti apa. Supaya kita bisa menyusun keuangan. Tapi kalau memang harus dihentikan, ya caranya bagaimana, apa saja itu kan yang atur PSSI dan pemerintah," jelasnya.
Disisi lain, pihaknya juga tidak bisa merubah kontrak pemain secara sepihak. Sebab harus sesuai dengan aturan legal.
"Kontrak pemain ada aturannya. Kita kontrak semuanya berpegang pada FIFA, undang-undang, baru statuta PSSI. Kami tidak bisa kita mengatur sendiri. Itu namanya sepihak," jelasnya.
Adapun selama libur kompetisi,para pemain PSIS Semarang diminta untuk tetap berlatih mandiri.
Dokter tim PSIS Semarang, Alfan Nur Asyhar mengatakan, satu hal yang paling penting yaitu para pemain wajib menjaga kebugaran fisik, dan memperhatikan berat badannya.
Sebelum libur para pemain ditimbang berat badannya terlebih dahulu. Bila berat badan saat kembali ke mess tim naik lebih dari satu kilogram, maka otomatis pemain yang bersangkutan bakal di denda.
"Yang jelas berat badan tidak boleh lebih dari 1 kg. Sebelum pulang, semua pemain sudah kami ukur berat badannyanya. Jika lebih maka sesuai kesepakatan akan kena denda," kata Alfan.
"Lalu ada program dari pelatih yang sudah dikirimkan pelatih melaui whatsapp Selasa kemarin," imbuhnya.