News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

FIGC Dikabarkan Minta Bantuan Pemerintah untuk Selamatkan Liga Italia dari Krisis Keuangan

Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gabriele Gravina Presiden FIGC

TRIBUNNEWS.COM - Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dikabarkan meminta bantuan pemerintah untuk menyelamatkan kompetisi Liga Italia dari krisis keuangan.

Terhentinya kompetisi Liga Italia akibat pandemi corona yang semakin meluas dapat berimbas pada keuangan di sebuah klub bahkan dapat terjadi krisis keuangan.

Seperti diketahui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus corona yang tengah merebak saat ini bisa dikategorikan sebagai pandemi global.

Virus yang bermula dari China tersebut kini telah merambah ke berbagai bidang tak terkecuali dunia olahraga di berbagai dunia terutama Liga Italia yang telah dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Baca: Joaquin Correa Ungkap Cara Pelatih Lazio Bangun Kedekatan dengan Pemain Ditengah Pandemi Corona

Baca: Setelah Lazio, Napoli Tunda Latihan Ditengah Pandemi Corona

Italia menjadi salah satu negara terparah di Eropa yang masyarakatnya terinfeksi Covid-19 dan korban jiwa telah lebih dari 7000 orang meninggal.

Kondisi inilah yang membuat FIGC bertemu dan meminta bantuan pemerintah untuk mencarikan solusi agar kompetisi Liga Italia tidak terjadi krisis keuangan.

Dalam pemberitaan Corriere della Sera yang dilansir dari Football-Italia, FIGC bertemu dengan pemerintah untuk menyerahkan proposal yang berisi langkah-langkah menyelamatkan sepak bola dari krisis keungan.

FIGC telah menyoroti berhentinya seluruh kompetisi terbesar di Eropa terutama Liga Italia yang dapat berimbas pada pendapatan para pemain.

Menurut surat kabar di Italia, FIGC telah dijadwalkan untuk bertemu dengan pemerintah dengan tujuan mempresentasikan proposalnya.

Proposal tersebut berisi cakupan permintaan manfaat ekonomi untuk para pemain yang memiliki penghasilan tidak lebih dari € 50.000 setahun, sebagian besar pemain dari Serie B dan Serie C.

Baca: Juru Bicara Lazio Balas Komentar Pedas Massimo Cellino Presiden Brescia

Gabriele Gravina (figc.it)

Presiden FIGC Menolak Keras Gagasan Liga Italia Dihentikan

Gabriele Gravina selaku Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menolak keras gagasan untuk menghentikan kompetisi Liga Italia musim ini.

Keputusan menghentikan kompetisi Liga Italia musim ini dinilai Gravina merupakan skenario terburuk ditengah pandemi corona.

Dikutip Tribunnews.com dari Football-Italia, Gravina mengisyaratkan kembali Liga Italia dapat dimulai sekitar bulan Juli atau paling lambat Agustus mengingat perkembangan Covid-19 yang sedang terjadi.

Sebelumnya Presiden yang berusia 67 tahun ini juga telah memberikan skenario Liga Italia paling cepat dapat dilaksanakan pada awal Mei.

Namun situasi di Italia tidak berpihak kepada Gravina yang semakin hari menunjukan peningkatan Covid-19 secara signifikan.

Bahkan beberapa kontestan Liga Italia dikabarkan terpecah menjadi dua kubu terkait kelanjutan kompetisi musim ini.

Baca: Polemik Kelanjutan Liga Italia, Massimo Ferrero Anggap Musim Ini Telah Usai

Baca: Cegah Corona, Top Skor Sementara Liga Italia Himbau Para Suporter Tetap Tinggal di Rumah

Baca: Skenario Dimulainya Liga Italia dan Coppa Italia, Presiden FIGC Isyaratkan Dimulai Pada 3 Mei

Dalam pemberitaan La Repubblica yang dilansir dari Football-Italia, perpecahan dua kubu ini ditengarahi silang pendapat kelanjutan Liga Italia.

Menurut laman berita dari Italia tersebut, kubu pertama yakni mendukung penuh untuk melanjutkan sisa kompetisi dan kubu lainnya ingin musim ini diakhiri karena pandemi corona semakin meluas.

Berkaca pada situasi ini, Gravina masih yakin  dan tidak berputus asa bahwa dirinya mampu memberikan opsi terbaik dengan melanjutkan Liga Italia.

“Selama aku bisa, aku tidak akan kehilangan harapan untuk melanjutkan kompetisi. Saya akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya."

"Saya merasa sulit untuk menyerah, ”katanya kepada Radio Marte dilansir dari Football-Italia.

Gravina menambahkan bahwa opsi untuk mengakhiri kompetisi dirasa masih terlalu dini serta akan meminta bantuan dukungan finansial kepada UEFA dan FIFA agar nasib Liga Italia dapat dilanjutkan.

“Saya sadar bahwa masih terlalu dini untuk memikirkan itu, tetapi kita harus berpikir positif."

"Kami akan mencoba yang terbaik untuk bermain dengan biaya meminta dukungan dari UEFA dan FIFA melampaui 30 Juni, oleh karena itu juga memanfaatkan Juli dan Agustus." paparnya.

Disisi lain Gravina mengutuk keras situasi yang terjadi saat ini jangan ada yang memanfaatkannya sebagai kepentingan pribadi klubnya mengenai kelanjutan Liga Italia.

Bahkan FIGC akan meminta bantuan pemerintah agar dapat menyumbang ide dan beberapa langkah terbaik yang harus dilakukan.

Gravina juga menegaskan meminta bantuan kepada pemerintah tidak serta merta hanya meminta dukungan finansial melainkan kondisi yang sebenarnya di beberapa klub memang sedang krisis.

“Saat ini, tidak ada ruang untuk kepentingan individu. Saya memohon akal sehat karena, pada akhirnya, FIGC-lah yang harus memutuskan."

“Besok, akan ada penunjukan baru dengan pemerintah untuk mengerjakan serangkaian proposal yang menyangkut beberapa amandemen, yang akan dinilai pemerintah, tetapi ada banyak masalah lain dari relevansi kami."

“Kami tidak ingin meminta uang, tetapi kami mengecam keadaan krisis. Kami meminta pemerintah untuk membantu kami dengan serangkaian langkah untuk membantu memodernisasi permainan kami."

“Kita akan melihat mereka besok, maka kita akan bertemu lagi minggu depan untuk meja kerja yang permanen dan konstan, menyatukan ide-ide yang sangat diperlukan untuk membentuk proyek." ujarnya.

Sementara itu Gravina berpendapat bahwa jika opsi yang terbaik yakni menghentikan kompetisi itu merupakan kekalahan dirinya dalam menyelesaikan masalah.

“Saya menganggap [membatalkan musim] kekalahan saya dan satu yang mengurangi nilai kompetisi. Itu akan mengarah pada skenario yang tidak menyenangkan."

“Saya dengan keras kepala menolak refleksi apa pun yang mengarah pada kesimpulan seperti itu. Selama mungkin, saya akan terus menolak hipotesis ini." tutupnya.

(Tribunnews.com/Ipunk)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini