TRIBUNNEWS.COM - Charis Yuliato memberikan apresiasi terhadap pemain Arema FC yang tetap melakukan latihan mandiri sekalipun mengalami kendala sarana dan prasarana yang terbatas.
Asisten pelatih Arema FC itu memberikan apresiasi terhadap tekad dan kemauan Dendi Santoso dkk yang tetap melaksanakan latihan meskipun sarana untuk menunjang kegiatan tersebut terbatas.
Arema FC saat ini meliburkan pemainnya hingga Hari Raya nanti berkaitan penangguhan kompetisi hingga 29 Mei 2020.
Baca: Kandang Arema FC Stadion Kanjuruhan Jadi Tempat Karantina Warga yang Datang ke Malang
Baca: Arema FC Sudah Hentikan Latihan Secara Online kata Charis Yulianto
Meskipun mendapatkan jatah libur yang cukup panjang, namun pemain Singo Edan tetap harus menjalankan latihan rutin guna menjaga kesehatan dan kebugaran fisik pemainnya.
Namun diantara latihan rutin yang dilakukan Dedik Setiawan dkk, terdapat masalah ketika jajaran pelatih memberikan poris untuk kecepatan dan kelincahan.
Porsi latihan tersebut membutuhkan peralatan seperti cone marker.
Lantaran tidak semua pemain memiliki cone marker di rumah, pemain Arema FC punya cara kreatif untuk mengakalinya.
Barang-barang seadanya pun mereka sulap menjadi cone marker ala-ala.
Meskipun demikian, Charis Yulianto tetap memberikan pujian kepada pemainnya yang memiliki kemauan besar untuk berlatih.
“Tapi saya salut dengan seluruh pemain, artinya mereka ada kemauan untuk berlatih,” terang Charis Yulianto seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Charis mengungkapkan bahwa tak semua pemain memiliki sarana tersebut.
Baca: Arema FC Sudah Hentikan Latihan Secara Online kata Charis Yulianto
Baca: Hentikan Program Latihan Online, Pelatih Arema FC Harap Para Pemain Tak Istirahat Total
Alih-alih untuk mengganti cone marker, pemain Singo Edan menggantinya dengan peralatan seadanya seperti botol air mineral, batu hingga kayu.
“Mungkin pemain kesulitan dengan peralatan seadaannya sampai-sampai botol-botol air mineral, batu, kayu dibuat seperti cone" tambah pria asal Blitar tersebut.
Kondisi tersebut diakui oleh Charis Yulianto sempat membuat latihan via online itu diselingi kegaduhan akibat tingkah lucu pemain dalam mengganti crone tersebut.
Meskipun demikian, ia menghimbau kepada pemain Arema FC akan lebih baik jika setiap pemain memiliki peralatan sendiri.
Dengan bagitu sang pemain akan lebih mudah dalam melakukan latihan sehari-hari meskipun dilakukan di rumah.
“Seorang pemain sangat perlu memiliki peralatan sendiri selain bola. Antara lain seperti cones, leader dan skipping,” tutur pelatih yang pernah menjadi kapten Arema tersebut.
Arema FC merupakan satu diantara tim kontetsan Liga 1 musim ini yang memilih untuk meliburkan pemainnya di tengah pandemi virus corona.
Pekerjaan rumah yang diberikan Arema FC kepada Dendi Santoso dkk merupakan latihan rutin guna menjaga kebugaran fisiknya.
Untuk memantau dan dapat berlatih bersamam via online, Singo Edan menggunakan aplikasi Google Duo.
Selain itu Singo Edan mewajibkan pemainnya mengirimkan video rekaman ketika menjalani latihan mandiri.
Latihan rutin yang diinstruksikan Mario Gomez juga dilakukan oleh pemain andalan SIngo Edan, Hanif Sjahbandi.
Bahkan sekalipun tim dalam kondisi libur tidak diberikan latihan oleh jajaran pelatih, pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan itu tetap melakukan olahraga.
"Sebenarnya kegiatannya tidak jauh beda, hanya saat kita tidak ada latihan dengan tim dan meminimalisasi keluar rumah atau bertemu orang, kegiatan olahraga tetap berjalan kok," ucap Hanif Sjahbandi seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Ia mengatakan, dalam waktu sehari Hanif Sjahbandi melakukan olah raga sebanyak 2 kali sehari.
"Setiap pagi joging, sorenya olahraga lagi," pungkas Hanif.
Arema FC musim ini dalam kampanyanye awal Liga 1 2020 tak berlangsung apik.
Dari 3 laga yang telah dilakoni, Singo Edan hanya sanggup membukukan 1 kemenangand an 2 kekalahan.
(Tribunnews.com/Giri)(Kompas.com/Suci Rahayu)