TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Pemain Borneo FC menyatakan tidak berkeberatan apabila gaji mereka selama kompetisi berhenti dipotong menjadi 25 persen.
Keputusan PSSI untuk menghentikan kompetisi tentu menimbulkan polemik lain terkait gaji pemain.
Selama kompetisi berhenti otomatis tidak ada pertandingan.
Tentu saja tim tidak mampu mendapat keuntungan secara maksimal.
Selain klub, para pemain juga tidak bisa merumput selama kondisi ini dan hanya memanfaatkan waktu untuk menjaga kebugaran.
Menyangkut hal ini, Presiden klub Borneo FC, Nabil Husein, menyatakan akan mengikuti segala keputusan yang diambil oleh PSSI.
Termasuk di dalamnya adalah penggajian pemain selama dalam kondisi force majuere yaitu sebesar 25 persen dari yang ditetapkan dalam kontrak.
"Kami pada intinya tetap mengikuti keputusan yang sudah ditentukan, tidak ada masalah kami semua di Borneo FC Samarinda sepakat ikut arahan PSSI," ujar Nabil.
Hal itu pun ditanggapi oleh para pemain Borneo FC dengan legawa terhadap kondisi saat ini.
Seperti kapten Borneo FC, Diego Michiels, mengaku tidak keberatan perihal gaji tersebut.
"Demi kepentingan bersama, kami sepakat saja, terlebih manajemen sudah mengajak kami berdiskusi terkait hal ini," ungkap Diego Michiels.
Sementara legiun asing mereka Javlon Guseynov menyatakan pengertianya terhadap kondisi yang terjadi saat ini.
"Ini situasi sulit, tapi saya berharap ini adalah keputusan terbaik bagi semua pihak," jelas Javlon
"Sekarang situasi sedang sulit untuk semua orang khususnya untuk klub, kita perlu saling mendukung dan mengerti," sambungnya.
Dengan demikian skuat Pesut Etam dirasa telah menunjukan kedewasaan dalam menerima keputusan yang sebenarnya merugikan bagi mereka.
Hal ini yang kemudian sangat diapresiasi oleh Nabil Hussein.
"Saya berterimakasih karena pemain bisa mengerti kondisi ini, hal-hal positif inilah yang membuat saya terharu di tengah situasi sulit saat ini, dan saya berharap semoga keadaan kembali normal dan kita semua sehat-sehat," jelas Nabil.