Meskipun gagal memeprtahankan gelarnya di musim tersebut, tim yang kala itu ditangani oleh Moiroslav Janu berhasil mengakhiri kompetisi di posisi kedua.
3. Musim 2011/2012
Penurunan performa Arema Indonesia terjadi di musim 2011/2012, di mana deretan striker yang dimiliki pada musim sebelumnya telah hengkang dari publik Kanjuruhan.
Bukan ARema Indonesia jika tak menggantikan dengna deretan striker kelas wahid.
Musim tersebut SIngo Edan diperkuat striekr asing jempolan seperti Marcio Souza, Herman Dzumafo Epandi, dicky Firasat, Alaine N;kong hingga pemain muda Sunarto.
Musim etrsebut, Singo Edan mengandalkan duet Marcio Souza dan Herman Dzumafo, di mana kedua striker tersebut hanya mampu mengemas 7 dan 6 gol.
Capaian yang kurang memuaskan bagi pemain yang berposisi sebagai ujung tombak.
Alhasil, tim kebanggaan Aremania itu hanya sanggup finis di urutan ke-12.
3. Musim 2013.
Musim 2013 merupakan musim di mana Singo Edan dapat dikatakan dijejali deretan pemain bintang, mulsi dari lini belakang hingga ujung tombak penyerangan.
Kala itu Arema Indonesia berubah nama menjadi Arema Cronus.
Deretan striker papan menghiasi mewahnya kedalam skuat tim asuhan Rahmad Darmawan kala itu.
Ialah Cristian Gonzales, Keith Kayamba Gumbs,Greg Nwokolo, ALberto Beto Goncalves hingga pemain muda seperti Qischil Mini Gandrum.
Pada musim tersebut deretan striker asing yang dimiliki Singo Edan mampu mencetak double digit gol kala itu.