TRIBUNNEWS.COM - Michael Carrick masih mengenang satu kekalahan menyakitkan saat masih bermain aktif menjadi pemain Manchester United.
Carrick sendiri saat ini menjabat sebagai asissten pelatih Manchester United dibawah komando Ole Gunnar Solksjaer.
Gelandang asal Inggris ini memutuskan gantung sepatu pada tahun 2018 setelah mengabdi bersama klub berjuluk Setan Merah selama 12 tahun lamannya.
Dalam 12 tahun mengabdi bersama Setan Merah, Carrick telah menyumbang 5 gelar Liga Inggris dan 6 penghargaan lainnya yang puncaknya meraih gelar trofi Liga Champions musim 2008 setelah menjungkalkan Chelsea rekan senegarannya.
Baca: Marcus Rashford Berharap Mentalitas Bruno Fernandes Menular ke Seluruh Pemain Manchester United
Baca: Marcus Rashford Rayu Jadon Sancho Gabung Manchester United Musim Depan
Baca: Manchester United Siapkan Tawaran Pertama untuk Gelandang Atletico Madrid
Pertandingan final Liga Champions 2008 yang digelar di Luzhniki Stadium ini berhasil dimenangkan oleh Setan Merah lewat adu penalti.
Satu tahun berselang tepatnya pada tahun 2009 Manchester United mempunyai kesempatan menyamai dominasi yang dimiliki AC Milan yakni meraih gelar Liga Champions dua kali beruntun.
Setan Merah saat itu masih dibawah nahkoda Sir Alex Ferguson dan difavoritkan untuk menyamai rekor yang dimiliki Rossoneri saat bertemu Barcelona di final Liga Champions 2009.
Final Liga Champions musim 2009 tersebut digelar di Olimpico Roma dan kubu Setan Merah harus rela dikalahkan Barcelona dengan skor 2-0.
Samuel Eto'o yang saat itu masih bermain berhasil menyumbangkan satu gol, dan satu gol lainnya dicetak mega bintang Lionel Messi.
Kedua pemain ini membawa mimpi buruk bagi Manchester United yang gagal menyamai rekor AC Milan.
Baca: Paul Pogba Mengaku Ada Satu Momen yang Membuatnya Bahagia Saat Dilatih Jose Mourinho
Baca: Wolves Beri Peringatan ke Manchester United Soal Transfer Raul Jimenez
Dikutip Tribunnews,com dari Metro, kekalahan di final 2009 ini ternyata merupakan kekalahan menyakitkan yang dirasakan oleh Michael Carrick selama berseragam Setan Merah hingga ia memutuskan gantung sepatu.
Alasan Carrick menyebutnya sebagai kekalahan menyakitkan karena Setan Merah telah berambisi besar untuk mengulang kejayaan pada tahun sebelumnya 2008.
Serta modal kemenangan di final tahun 2008 yang dapat mengalahkan Chelsea namun yang terjadi tidak sesuai rencana.
"Seharusnya kita, merayakan malam itu, terbang kembali keesokan harinya dan hanya itu, ke tantangan berikutnya."
“Kami memenangkan liga lagi, memenangkan Piala Dunia Klub, memenangkan Piala Liga, hampir memenangkan Liga Champions lagi."
“Kami seharusnya mengalahkan Barcelona di Roma, namun pemain istimewa yang kita miliki saat itu tidak mengubah keadaan," kata Carrick dilansir dari Metro.
Seperti diketahui Carrick pertama kali memulai karirnya yakni dari klub West Ham United pada musim 1999 dan mencatatkan 139 penampilan.
Saat itu ia bermain bersama Joe Cole, Rio Ferdinand, Frank Lampard, dan Paolo Di Canio.
Meskipun hanya sebagai pemain pengganti di West Ham, penampilannya menyita perhatian Tottenham Hotspur yang meminangnya di tahun 2004 selama dua musim.
Tampil bersama the LilyWhites selama dua musim, Carrick mencatatkan 73 penampilan dan sering mengisi starting line up.
Selanjutnya puncak dari penampilan Carrick tercapai ketika dia membela Manchester United.
Hijrah ke Old Trafford sejak musim 2006/07 sampai gantung sepatu tahun 2018, Carrick sudah mencatatkan 464 penampilan.
Pemain kelahiran Wallsend ini menyumbangkan 5 trofi Premier League, 1 trofi Piala FA, 3 trofi Piala Liga, 1 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Liga Europa bagi United.
Selanjutnya juga menorehkan 34 penampilan bersama Timnas Inggris, tetapi tercatat hanya tampil sekali di turnamen besar bersama Inggris, yaitu melawan Ekuador pada partai babak 16 besar Piala Dunia 2006.
Carrick juga tidak banyak mencetak gol, hanya menorehkan 23 gol dalam 463 penampilannya bersama United.
(Tribunnews.com/Ipunk)