Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelandang senior Asri Akbar kecewa pada sikap dan tindakan yang dilakukan manajemen Persijap Jepara mengenai pembayaran gaji kepada seluruh pemain.
Manajemen Persijap hanya memberikan gaji sebesar 25 persen dari total nilai yang tertera di dalam kontrak kerjanya saat ini.
Padahal, pemain berusia 36 tahun itu sudah berlatih selama satu bulan penuh bersama rekan-rekan setimnya di Persijap Jepara.
Selain itu, Asri Akbar turut bermain memperkuat Persijap bermain di laga pembuka kompetisi Liga 2 melawan Persigo Semeru pada 14 Maret 2020.
Pemain berposisi gelandang bertahan itu menilai, penghasilan yang diterimanya itu tidak sesuai dengan kesepakat sejak awal.
"Selama ga ada latihan itu ga masalah, karena kami mengerti situasi klub juga. Yang jadi masalah di bulan Maret ini kami masih ada latihan. Tentu ga sesuai jika hanya dikasi 25 persen," kata Asri Akbar.
Menurut Asri, manajemen Persijap memang memberikan instruksi agar tetap menjalani latihan sampai akhir bulan Maret 2020.
Namun, pada kenyataannya gaji yang diterima para pemain Persijap tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Iya janji, makanya mereka gak meliburkan pemain sampai jatuh tempo akhir bulan. Tapi mereka malah memberi gaji kami 25% dengan alasan arahan PSSI," tambahnya.
Mantan penggawa Persija Jakarta itu bisa menerima jika gaji bulan April, Mei, dan Juni harus mengalami perubahan.
Sebab, pada tiga bulan tersebut memang tidak ada latihan dan pertandingan yang dijalani pemain.
"Tapi kalau April, Mei, Juni tentu ga masalah karna itu situasinya force majeure," ujar Asri.
Lebih lanjut, Asri Akbar beserta rekan-rekan setimnya di Persijap berencana menuntuk haknya kepada manajemen klub.
"Nah ini masalahnya, kami hanya dikasi 25 persen padahal kami bertanding dan berlatih full dari bulan Februari sampai Maret. Ini yang kami tuntut, harus 100 persen. Kalau April, Mei, Juni tentu itu kebijakan PSSI dan klub," tegas Asri.
Jika nantinya pembayaran gaji tidak sesuai, Asri Akbar mengancam akan melaporkan kasus tersebut ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI).
"Iya nuntut, kalau ga dibayarkan kami akan lapor ke APPI. Padahal kami sudah kerja sebulan full. Seandainya kami diliburkan saat selesai pertandingan pertama, tentu ga masalah. Ini kami latihan sebulan full," tegas Asri Akbar.