Ratu Tisha mengambil beberapa bidang studi seperti Sport Humanity, Manajemen Olahraga, dan Hukum Olahraga.
Setelah menghabiskan satu setengah tahun pendidikan, Ratu Tisha berhasil lolos dengan posisi peringkat 7 dari 28 peserta.
Pada 2017, Ratu Tisha mengajukan diri menjadi salah satu calon sekjen PSSI saat Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.
Ratu Tisha berhasil terpilih untuk menjadi Sekjen PSSI setelah mengikuti fit and proper test, atau tes uji kelayakan dan kepatutan.
Hal ini juga menjadikan Ratu Tisha sebagai perempuan pertama yang menjadi sekjen PSSI.
Ratu Tisha berhasil menyingkirkan 29 kandidat lainnya menggantikan Ade Wellington yang sebelumnya mundur dari jabatan tersebut.
Berbekal pengalaman dan pendidikan yang dia dapatkan, Tisha membuat gebrakan untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Pada tahun pertama sebagai Sekjen PSSI, Ratu Tisha engeluarkan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) yang menjadi kurikulum pembinaan pemain usia muda Tanah Air, dilansir Kompas.com.
Satu tahun berselang, Tisha dan PSSI membidani kompetisi usia muda Pro Elite Academy (EPA) dan mewajibkan seluruh tim Liga 1 memiliki akademi usia muda.
Saat ini, ada 3 jenjang dalam kompetisi EPA, yakni U-16, U-18, dan U-20.
Selain itu, ada program Garuda Select yang menimba ilmu di Inggris dan saat ini juga meluas ke Italia untuk usia muda pesepak bola Indonesia, serta Liga 1 Putri.
Hasil yang cukup membanggakan, pemain Garuda Select, Bryan Aldama bakal bermain di Eropa setelah menandatangani kontrak dengan agen pemain berlisesnsi FIFA asal Belanda, Forza Sports Group, Senin (24/2/2020).
Baca: PSSI Langsung Gelar Rapat Khusus Cari Pengganti Begitu Ratu Tisha Umumkan Mundur
Perempuan pertama yang menjadi Sekjen PSSI ini dianggap sebagai sosok yang cerdas, cepat, dan akurat dalam mengatasi masalah.
Mantan pelatih fisik Timnas Indonesia U19, Sofie Imam Rizal mengungkapkan, bagaimana peran Tisha utuk timnas, dia sebagai seorang motivator.