TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria mengundurkan diri dari jabatannya.
Pengunduran diri tersebut hanya berselang beberapa hari setelah kinerjanya dikritik oleh mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang diikuti Ketum PSSI, Mochamad Iriawan dengan Komisi X DPR RI.
Dalam rapat itu Djohar mengkritik kinerja Tisha, terutama dalam dua hal yang menjadi sorotannya, yakni pada laga leg kedua final Piala Indonesia antara PSM Makassar dengan Persija Jakarta, serta laga Timnas di SEA Games Fillipina 2019 lalu.
Dan bukannya membela anak buahnya, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan kemudian malah ikut mengkritik Tisha.
"Memang saya melihat terlalu overlapping keberadaan Sekjen, sehingga bapak bisa tahu sekarang yang bersangkutan tidak ada lagi memberikan keputusan yang bersifat strategis bahkan penyampaian-penyampaian di media pun saya ambil alih semua. Karena memang ada hal yang kurang pas,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.
Senin (13/4) kemarin wanita berusia 33 tahun itu resmi menyudahi baktinya di PSSI. Ia mundur sebagai Sekjen PSSI, jabatannya yang sudah diembabnnya sejak Juli 2017.
”Pada suatu kesempatan dengan para sahabat, saya pernah berkata: ‘Hati saya kalau dibelah isinya hanya sepak bola’.” Kata-kata tersebut menjadi bagian dari kalimat pamungkas dalam surat pengunduran diri yang disampaikan oleh Ratu Tisha Destria.
”Melalui surat, saya telah resmi mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PSSI,” kata Tisha.
Tisha mengumumkan pengunduran dirinya dari PSSI melalui laman Instagram pribadinya.
Ratu Tisha mulai menjabat sebagai Sekjen PSSI sejak Juli 2017. Kala itu, ia ditunjuk oleh Ketua Umum PSSI periode 2016-2020, Edy Rahmayadi, menggantikan sekjen sebelumnya, Adi Wellington.
Setelah melalui uji tes kelayakan selama tiga bulan, akhirnya Tisha diresmikan oleh federasi menjadi Sekjen PSSI.
Ketika Edy mundur pada Januari 2019 dan digantikan Mochamad Iriawan (November 2019), Tisha masih dipercaya menjabat Sekjen PSSI. Hingga akhirnya ia mundur pada 13 April 2020.
"Saya bersyukur pernah meraih kesempatan bekerja untuk melayani anggota PSSI, pemain, pelatih, wasit, match commissioner, instruktur, dan para pencinta sepak bola sejak 17 Juli 2017," kata Tisha dalam postingan pengunduran dirinya itu.
Tisha juga menyampaikan beberapa pesan kepada beberapa kalangan. Tak lupa ungkapan terima kasih dan rasa bangga pernah menjadi bagian sepak bola nasional disampaikan oleh wanita 33 tahun ini.
"Bersama-sama kita telah memeriahkan kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi, memutar rantai amatir dan elite usia muda, membangun kerja sama dengan federasi kelas dunia, menghidupkan lini usaha kreatif, mengibarkan kembali sepak bola putri, dan puncaknya adalah terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20," katanya.
"Sebuah kebanggaan yang tidak dapat terwujud tanpa dukungan pengurus dan anggota PSSI, pemerintah, dan stakeholder sepak bola, termasuk kamu; setiap individu yang sedang mendengarkan pesan ini," tutur Tisha.
Bicara kecintaan pada sepak bola, Tisha sepertinya memang betul-betul mencintai sepak bola.
Pernyataan itu bahkan sudah beberapa kali disampaikannya dalam beberapa kesempatan.
Sedikit mundur ke belakang, wanita yang juga merupakan lulusan matematika ITB itu mengaku sudah menyukai sepak bola sejak masih remaja.
Ia juga pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke Jerman, di mana ia memelajari berbagai hal yang berkaitan erat dengan kompetisi sepak bola dan olahraga pada umumnya.
Tisha juga merupakan salah satu pendiri LabBola, sebuah penyedia jasa statistik yang biasa memberikan berbagai data terkait sepak bola lokal. Enam tahun silam, dia juga mengambil program Master di FIFA selama satu setengah tahun.
Sebelum resmi bekerja menjadi Sekjen PSSI tertanggal 17 Juli 2017, Tisha telah menjabat sebagai Direktur Kompetisi dan Operasional PT. Gelora Trisula Semesta (GTS) yang bertanggung jawab atas gelaran Indonesia Soccer Championship (ISC) pada tahun 2016.
Kemudian setelah ditunjuk menjadi Sekjen PSSI, ia ditugasi menyinergikan seluruh elemen terkait untuk menyukseskan kompetisi tersebut.
Setidaknya ada 12 elemen yang menjadi tugsanya, beberapa di antaranya yakni pengawas pertandingan, wasit, kesiapan tim, infrastruktur, tempat, perizinan, penayangan, dan jadwal.
Dengan memiliki latar belakang sepak bola dan pengalaman mengurusi kompetisi, Tisha diharapkan bisa mengemban tugas sebagai Sekjen PSSI dengan baik.
Tapi, tugas itu dijalani Tisha hanya selama dua tahun lebih. Ia resmi mundur tanpa menjelaskan sebab akibat. Namun tetap meninggalkan pesan untuk kecintaannya pada sepak bola.
"I have loved you for a thousand years, and I will love you for a thousand more." Demikian penggalan sebuah lirik lagu yang diikutsertakan Tisha pada postingan Instagram-nya itu.(tribun network/jid/dod)