Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bek tengah Bhayangkara FC, Nurhidayat Haji Haris mengaku sudah mulai rindu dengan aktivitasnya sebagai pemain sepakblola: berlatih dan bertanding.
Apa yang dirasakan Nurhidayat pastinya juga dirasakan oleh pesepakbola lainnya. Pasalnya, kompetisi sepakbola profesional Liga 1 dan Liga 2 terhenti hingga waktu yang belum bisa ditentukan.
Ditambah lagi dengan adanya arahan dari pemerintah agar di rumah saja guna memutus penyebaran Covid-19.
Untuk meredakan rasa jenuh karena di rumah saja, pemain kelahiran Makassar itu pun memanfaatkan waktu luang dengan hobi menunggangi motocross.
“Sekarang sudah mulai bosan, kan di sini sudah tidak bisa main bola 11 lawan 11. Kalau latihan biasa di lapangan masih bisa. Di rumah tetap latihan, tetap jaga kondisi setiap hari,” kata Nurhidayat saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (18/4/2020).
“Paling saya sekarang hilangin bosannya main motocross. Tapi tidak di lintasannya, belum berani jadi cuma nonton saja. Nanti kalau mesin motor sudah diubah baru mau coba di trek yang asli,” ujarnya.
Nurhidayat mengatakan bahwa dirinya memang senang dengan dunia otomotif. Selain mempunyai motocross bermerek Kawasaki 150cc, pemain yang pernah membela Timnas U-23 pada SEA Games 2019 ini juga gemar memodifikasi motor.
Hobi menunggangi motor besar dan memodifikasi motor diakuinya sudah lama ia geluti. Berhentinya Liga 1 membuat dirinya lebiih leluasa untuk menikmati hobi lainnnya tersebut.
Selain hobi otomotif, Dayat juga gemar bermain game. Hampir setiap malam dirinya bermain Playstation atau game-game online yang ada di komputer.
“Aktivitas lainnya kalau malam itu main game. Main PS, sama saudara sama teman. Kadang juga main PUBG, main Point Blank. Durasi main game itu bisa dua jam lah, paling malam jam 11,” ujarnya.
Labih lanjut, pemain berusia 21 tahun ini juga banyak mengambil hikmah dari adanya pandemi Covid-19, salah satunya dirinya kita bisa dekat dengan keluarga.
Pasalnya, selama memperkuat Bhayangkara FC yang berpusat di Jakarta, Dayat hanya bisa pulang kalau ada libur dua hari.
“Adanya wabah ini juga saya ambil segi positif, jadi di rumah bisa dekat dengan keluarga, makan bersama keluarga dan beraktivitas di rumah sebagaimana yang tidak bisa dilakukan sehari-hari jika sudah aktif di liga dan segi negatif, kita tidak dapat pemasukan untuk kebutuhan keluarga,” kata Dayat.