TRIBUNNEWS.COM - Asisten pelatih Arema FC, Singgih Pitono memutuskan alih profesi dengan menjaga tambak ikan di kampung halamannya setelah kompetisi Liga 1 ditangguhkan.
Libur yang diberikan oleh klub membuat pemain dan pelatih Arema FC memilih pulang kampung, termasuk SInggih Pitono.
Pelatih yang juga pernah membela Arema FC semasa aktif menjadi pemain itu merupakan pria yang berasal dari Ngunut,Tulungagung.
Baca: Sambut Ramadhan, Jajaran Pelatih Arema FC Bahas Program Latihan Khusus
Baca: Arema FC Tetap Menggelar Latihan di Bulan Ramadan 1441 H
Diakui oleh Singgih Pitono, karena aktivitasnya sebagai pelatih libur, maka ia memilih untuk menjadi petani tambak ikan.
Diakui oleh asisten pelatih Singo Edan itu, terdapat sisi positif dan negatifnya saat Covid-19 merajalela di Indonesia.
“Ada positif dan negatifnya ketika ada pandemi virus corona seperti sekarang ini. Memang kompetisi dan tim Arema libur, tapi saya bisa pulang kampung untuk kumpul dengan keluarga," ujar Singgih Pitono seperti yang dikutip Tribunnews.com dari laman Wearemania.
"Karena aktivitas sebagai pelatih sepak bola libur, maka sekarang menjadi petani tambak ikan,” ucapnya menambahkan.
Singgih sendiri mengaku bahwa aktivitas menjadi petani tambak ikan bukanlah hal yang baru bagnya.
Lebih lanjut, pelatih yang memegang lisensi kepelatihan B AFC Pro itu memilih untuk menghabiskan waktunya berada di rumah.
Singgih Pitono sendiri mengaku menaati apa yang menjadi keputusan pemerintah, agar semua orang berkegiatan di dalam rumah.
Selain itu, Singgih juga sedikit berbagai kiat untuk menjaga kondisi kesehatan saat situasi sedang krisis seperti ini.
Diakui oleh asisten pelatih Singo Edan bahwa kegiatannya untuk menjaga kondisi tetap prima, ia memutuskan untuk jogging.
Setelah selesai berolahraga, jika masih memiliki banyak waktu yang senggang, Singgih Piton memilih untuk mengurus tambak ikannya.
“Selain jogging, saya juga menjaga tambak ikan," beber asisten pelatih tim yang berasal dari Jawa Timur tersebut
Tak hanya memiliki satu, iInggih mengaku bahwa ia memiliki beberapa tambak untuk memelihara ikannya.
Diakui oleh sang pelatih, saat ini ia sedang fokus untuk mengurusi ikan gurami.
"Kebetulan ada beberapa kolam tambak ikan gurami yang alhamdulillah tidak terdampak virus corona," bebernya.
Baca: Jawab Keraguan di Arema FC, Oh In Kyun Ungkap Caranya Jaga Kondisi Fisik
Baca: Arema FC Tetap Menggelar Latihan di Bulan Ramadan 1441 H
Sedikit mengulas terkait sosok Singgih Pitono yang bukan merupakan pria asal Malang, namun menghabiskan kariernya di ranah sepak bola bagi Arema FC.
Lima musim Galatama, 1988-1989, 1990, 1991-1992, 1992-1993, dan 1993-1994, serta Liga Indonesia 1994-1995 dan 1995-1996 ia jalani bersama Arema.
Sisanya karier lainnya ia membela Petrokimia Putra Gresik, Putra Samarinda, Persema Malang, dan tim tanah kelahirannya, Perseta Tulungagung.
Delapan musim bersama Arema, 1988-1996, Singgih berhasil mengukir empat prestasi yang membuat namanya cukup diperhitungkan.
Prestasi tersebut meliputi gelar juara Galatama 1992/1993, top skorer Galatama 199/1992 dengan 21 gol runner-up Galatama 1992 dan top skorer dengan 16 gol.
Kualitas Singgih Pitono sendiri tak perlu diragukan kembai.
Terbukti ia sanggup masuk ke skuat Timnas Indonesia selama 2 tahun.
Ia tampil pada babak kualifikasi Pra Piala Dunia Zona Asia Grup C di Singapura,
Tak sampai disitu, tepatnya Qatar pada tahun 1993, Singgih Pitono yang tergabung di tim Merah-Putih juga ikut ambil bagian di kualifikasi Asian Cup Grup 5 di Singapura tahun1992.
(Tribunnews.com/Giri)