News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Menteri Olahraga Italia Enggan Beri Harapan Palsu Tentang Kelanjutan Liga Italia

Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, beraksi dalam laga Grup D Liga Champions melawan Atletico Madrid di Juventus Stadium, Selasa (26/11/2019).

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Olahraga Italia, Vicenzo Spadofora enggan memberi harapan mengenai masa depan Liga Italia.

Klub-klub Liga Itala bisa bernafas lega setelah Perdana Menteri Negeri Pizza tersebut, Giussepe Conte memperbolehkan adanya latihan klub pada bulan Mei mendatang.

Namun nyatanya itu bukan jaminan mengenai Liga akan segera dimulai lagi.

Hal ini dikatakan oleh Spadofora mengenai kebijakan yang memperbolehkan digelarnya latihan pada 18 Mei mendatang.

Baca: Presiden Lazio Sebut akan Ada Kerugian Besar Jika Liga Italia Tidak Dilanjutkan

Baca: Liga Italia Mendapat Lampu Hijau untuk Menyelesaikan Kompetisi

"Kami akan melanjutkan pelatihan untuk olahraga tim mulai 18 Mei, tetapi hanya jika kondisi keselamatan dan keamanan dapat dikonfirmasi selama beberapa minggu ke depan," terang Spadofora kepada Rai dilansir Football Italia.

Dirinya pun belum bisa menjamin kompetisi sepak bola dalam hal ini Liga Italia bisa kembali digelar karena menyangkut keselamatan para atlet juga.

“Saya tidak ingin menghukum atau memperlambat kembalinya sepak bola"

"Tetapi saya harus mengatakan kita akan melihat karena harus ada protokol yang kaku dan tertentu di tempat pada keselamatan para atlet," ungkap Spadofora.

Ia pun menerangkan sudah berkoordinasi dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengenai mekanisme kembali berjalannya kompetisi.

Namun protokol yang diajukan FIGC ke pusat badan ilmiah Italia dirasa kurang memadai.

"FIGC menyajikan protokol tadi malam dan komite ilmiah menganggapnya tidak memadai, sehingga perlu penyesuaian."

"Hanya dari saat itu, ketika protokol disetujui, kita dapat memutuskan apakah akan memulai kembali sepakbola atau tidak," jelasnya.

Baca: Liga Italia Bakal Diselaikan Tahun 2020 Sudah Kesepakatan Klub Jika Pemerintah Mengijinkan

Dirinya pun mengatakan banyak tekanan datang untuk tetap melanjutkan kompetisi mengingat banyak kompetisi domestik di Eropa yang sudah memilih untuk menghentikan musim ini.

"Banyak liga di Eropa mengakhiri musim mereka lebih awal, tetapi Serie A tidak cenderung menunda musim atau bahkan pelatihan."

"Kami menerima tekanan yang sangat kuat untuk melanjutkan," ujar Spadofora.

Pria berusia 46 tahun ini mengatakan tetap akan menaruh perhatian pada dunia sepak bola karena menjadi salah satu sumber ekonomi yang besar bagi Italia.

Juventus vs Inter Milan. (AFP via rpp.pe)

"Kami menyadari bahwa dunia sepak bola patut dihormati dan didukung, karena ia adalah salah satu sumber daya ekonomi terbesar di negara ini," pungkas Spadofora.

Sebelumnya, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengatakan para klub Liga Italia bisa memulai latihan pada 4 mei mendatang.

"Pemain dapat melakukan pelatihan secara individu mulai 4 Mei, dalam kelompok mulai 18 Mei, dan kemudian kami akan mengevaluasi, apakah ada syarat yang memungkinkan untuk menyelesaikan musim ini."

"Saat ini, kita perlu menyelesaikan semua diskusi unuk memastikan bahwa jika ita mencapai tahi itu, kita akan melakukannya dengan keselamatan dan keamanan terbaik."

Baca: 7 Klub Serie A Tak Ingin Liga Italia Musim Ini Dilanjutkan

Baca: Harapan Crespo Soal Liga Italia hingga Pujian untuk Juventus & Inter Milan

"Kami bersemangat tentang olahraga dan tidak ingin atlet kami sakit."

"Seperti banyak orang Italia, pada awalnya saya merasa aneh bahwa kejuaraan (event) bisa terganggu atau ditangguhkan tetapi saya pikir bahkan penggemar yang paling bersemangat pun memahami bahwa tidak ada alternatif," kata Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, dikutip dari BBC.

Lebih lanjutnya Conte menjelaskan, rencana ini teta akan mematuhi protokol pemerintah dengan melakukan pembatasan dan jarak sosial, setidaknya satu meter dan harus dipertahankan.

(Tribunnews/Haikal, Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini