TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Paris Saint-Germain (PSG) tak akan menanggung kerugian yang lebih besar ketimbang klub Liga Inggris akibat dibatalkannya Liga Prancis.
Paris Saint-Germain menjadi salah satu klub yang terdampak pembatalan Liga Prancis musim 2019-2029.
PSG dan klub-klub Liga Prancis baik Ligue 1 maupun Ligue 2 tak bisa melanjutkan kompetisi lantaran dilarang oleh Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe.
Philippe melarang acara olahraga, termasuk Liga Prancis, hingga setidaknya bulan September akibat virus corona.
"Acara olahraga besar tidak dapat dilaksanakan sampai September," kata Philippe, dilansir BolaSport.com dari ESPN.
"Musim 2019-2020, terutama untuk kompetisi sepak bola, tidak dapat dilanjutkan," ucap Philippe.
Keputusan itu memupus harapan klub-klub di Negeri Napoleon untuk kembali berlatih dan memulai kompetisi pada Juni.
Pembatalan kompetisi juga bisa mengakibatkan kerugian pada klub-klub di sana.
Liga Prancis, khususnya Ligue 1, diperkirakan akan mengalami kerugian paling banyak sebesar 175 juta pounds (sekitar Rp 3,3 triliun) setelah pembatalan kompetisi.
Kerugian itu dihitung dari hilangnya sumber pendapatan dari hak siar klub akibat tak ada pertandingan.
Namun, Calcio e Finanza mengklaim bahwa kerugian yang dialami Liga Prancis tidak lebih besar ketimbang Liga Inggris.
Liga Inggris akan kehilangan 750 pounds (sekitar Rp 14 triliun) jika kompetisi dihentikan.
Huddersfield, misalnya. Klub terdegradasi karena berada di posisi terbawah Liga Inggris itu akan kehilangan 96,6 juta pounds (Rp 1,8 triliun) dari hak siar TV jika liga dibatalkan.
Sementara itu, pemimpin klasemen Liga Prancis, PSG 'hanya' kehilangan dana setengah dari jumlah kerugian Huddersfield.
PSG diperkirakan akan kehilangan dana dari hak siar sebesar 49,7 juta pounds atau sekitar Rp 952 miliar.
Kerugian klub-klub Liga Prancis dan Liga Inggris diperkirakan bakal lebih besar jika menghitung sumber pendapatan lain seperti laba pertandingan dan penjualan tiket pertandingan.
Menurut situs finansial Learn Born, Liga Prancis akan mengalami kerugian sebesar 400 juta euro atau sekitar Rp 6,6 triliun.
Sementara itu, Liga Inggris akan merugi hingga 1,2 miliar euro atau Rp 20 triliun.