TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan adalah salah satu klub terbaik di Italia, bahkan Eropa. Segudang trofi telah diraih baik dikancah domestik, maupun internasional seperti Liga Champions dan trofi Piala Dunia antar klub.
Menjadi yang terbaik tentu tidaklah mudah, karena harus melewati banyak proses dan cobaan, serta tempaan.
Klub yang bermarkas di San Siro ini memiliki akademi sepakbola, Internazionale Milano Settore Giovanile atau Inter Milan Youth Sector, yang melahirkan generasi-generasi muda dengan harapan bisa bersaing di level profesional.
Baca: Borja Valero Minta Lautaro Martinez Abaikan Barcelona dan Bertahan di Inter Milan
Legenda Giuseppe Bergomi dan Mario Balotelli termasuk produk asli akademi Inter Milan.
Giuseppe Bergomi mendedikasikan karir sepakbola profesionalnya hanya untuk Inter Milan.
Sejak tahun 1977 bermain di akademi hingga pensiun pada tahun 1999 bersama tim utama.
Bersama tim utama, Bergomi mempersembahkan dua trofi Liga Italia (1979/1980, 1988/1989), satu Piala Italia (1981/1982), Piala Super Italia (1988/1989), dan 3 Piala UEFA tahun 90-an (1990/1991, 1993/1934, 1997/1998).
Serta di level timnas, Bergomi mengantarkan tim 'Negeri Pizza' meraih trofi Piala Dunia pada tahun 1982.
Dia tercatat sebagai pemain kedua setelah Javier Zanetti dengan penampilan terbanyak mengenakan seragam Hitam-Biru (warna khas Inter Milan) 757 pertandingan.
Angka dua seperti melekat pada sosok striker kuat dan tangguh ini, dia tercatat sebagai pemain kedua sebagai pemain muda setelah Pele (Brasil) yang berhasil meraih juara Piala Dunia.
Sementara Mario Balotelli bergabung dengan akademi Inter pada tahun 2006 di usia 19 tahun.
Tak butuh waktu lama bagi Balotelli untuk beradaptasi dengan tim, di akhir musim dia berhasil mempersembahkan gelar Primavera bersama Inter muda.
Kepiawaian 'Super' Mario di atas lapangan membuat Roberto Mancini ingin menggunakan jasanya, selang satu tahun bermain untuk akademi Inter Milan.
Berada di bawah asuhan Mancini, bakat dan kemampuan Balotelli semakin jadi, dia berandil besar mengantarkan tim berjuluk I Nerazzurri ini meraih trofi Liga Italia dan Super Cup Italia di musim pertamanya.
Dia juga berhasil merengkuh trofi 'Si Kuping Besar' serta treble winner pada musim 2009/2010 di bawah asuhan Jose Mourinho.
Kesuksesan ini tak lepas dari hasil binaan akademi Inter Milan yang memiliki jenjang di semua umur, mulai dari Pulcini (U-9) hingga Pramavera (U-19).
Bertempat di Centro Sportivo Giacinto Facchetti di Milan bagian utara dengan luas 30.000 meter persegi disulap menjadi wadah latihan dan pendidikan para penggawa Hitam-Biru.
Dalam akademi, bagaimana pemain ditanamkan teori hingga praktek di lapangan dengan menyesuaikan jenjang usia. Dan bagaimana menanamkan filosofi permainan tim hingga menghasilkan talenta muda berbakat yang bisa bersaing di kancah profesional.
Berbicara soal tim Kota Milan, persaingan dua klub top dunia antara Inter dan AC Milan tak bisa dilupakan.
Tidak hanya di tim utama, persaingan yang dikenal dengan Derby Della Madoninna ini juga terjadi di level Primavera.
Bagi pelatih Inter Primavera, Stefano Vecchi, derby tersebut adalah harga diri.
Itulah alasan mengapa tim ditempa dengan keras agar para pemain muda tidak gentar menghadapi klub mana pun, terutama saat derby melawan AC Milan.
Untuk menyaksikan kisah perjalanan pemain muda (Primavera U-19) Inter Milan, Anda bisa menyaksikannya melalui aplikasi maupun website Mola TV dengan program Corona Care Mola TV.
Caranya, dengan berlangganan paket Corona Care Mola TV mulai dari Rp 0 hingga Rp 5 juta.
Program ini mengajak masyarakat peduli melalui Corona Care Mola TV, sebuah program yang bertujuan membantu pemerintah memerangi wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia.
Sumbangan tersebut nantinya akan digandakan Mola TV dan disalurkan secara utuh melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Tidak hanya serial Dream Chasers Inter yang bisa Anda saksikan, perjuangan pemain masa depan Indonesia yang tergabung dalam program Garuda Select 1 dan 2 juga bisa disaksikan melalui Mola TV.
Selain itu, ada beberapa program yaang juga hadir, seperti Dream Chasers Dortmund, Football Family, dan We Got Again.
Lalu ada Dinner With yang mengulik sisi lain tokoh kenamaan di Indonesia dengan ditemani host Sophia Latjuba, Julie Estelle, dan Dian Sastrowardoyo.
Bagi insan muda untuk meningkaatkan pengetahuan budaya dan inspirasi, ada program Tradisi dan Kini, serta Blusukkan Butet Kartaredjasa yang bisa memberikan kita inspirasi.
Tak ketinggalan serial untuk anak-anak agar tidak bosan di rumah saat pandemi corona. Anak-anak bisa belajar mengenal Dinosaurus lewat acara Dino Dan, serta tentang ilmu sains dalam acara Look kool.(*)
(Tribunnews.com/Sina)