TRIBUNNEWS.COM - Mantan winger lincah Manchester United, Luis Nani mengakui dirinya pernah hampir 'dibunuh' oleh pelatihnya sendiri, Sir Alex Ferguson pada masa silam.
Momen itu terjadi tepat ketika Nani yang masih membela Manchester United tengah bertemu Fulham dalam laga lanjutan Liga Inggris tahun 2010.
Dalam laga tersebut, Nani terpaksa harus duduk di bangku cadangan tim Setan Merah.
Ketika mendapatkan kesempatan untuk tampil sebagai pemain pengganti, Nani mengakui sangat percaya diri.
Tak berselang lama setelah Nani masuk ke lapangan ternyata Manchester United mendapatkan hadiah penalti.
Baca: Ada Keputusan Sir Alex Ferguson yang Bikin Park Ji-sung Merasa Sangat Sedih
Baca: Robin van Persie Dibohongi Sir Alex Ferguson saat Gabung Manchester United
Ryan Giggs biasanya didapuk sebagai eksekutor utama penalti Manchester United pada musim tersebut.
Entah alasannya apa, Nani tiba-tiba mengambil bola dan berlagak seperti mau menjadi eksekutor penalti.
Di sisi lain, Giggs juga tidak bereaksi seakan-akan dirinya membiarkan Nani menjadi eksekutor penalti tersebut.
Nani yang mendapatkan kesempatan untuk mencatatkan namanya di papan skor malah gagal mengkonversikan peluang emasnya tersebut menjadi gol bagi timnya.
Setelah momen tersebut, Nani langsung menjadi sasaran utama pelatih Manchester United pada saat itu, Sir Alex Ferguson.
Nani menceritakan Sir Alex Ferguson yang mempertanyakan mengapa ia bisa mengambil penalti, padahal ada Giggs yang juga bermain pada saat itu.
Lebih lanjut, Sir Alex Ferguson berlagak seperti ingin membunuh Nani pada waktu itu juga karena dirinya gagal mengeksekusi penalti menjadi gol.
"Fergie berkata, 'Nani, kamu pikir kamu siapa? Siapa yang memberimu izin untuk mengambil penalti?! Ryan?!'" kenang Nani dikutip dari Podcast resmi Manchester United.
"Kemudian Fergie memarahi Ryan Giggs, dia berkata, 'Ryan, mengapa kamu membiarkannya mengambil penalti?'."
"Ryan bilang, 'Dia mengambil bola dan saya membiarkannya'."
"Ya, Tuhan, hari itu luar biasa. Saya mengantar Fergie kembali ke rumah dan dia tidak berbicara kepada saya."
Kejadian itu dianggap oleh Nani merasa dirinya 'dibunuh' oleh Sir Alex Ferguson karena menyerobot hak Giggs yang seharusnya mengambil tendangan penalti.
Apalagi, Nani gagal mengkonversikan peluangnya tersebut menjadi gol bagi Manchester United.
Ditambah, Nani yang saat itu masih membela Manchester United adalah tetangga Sir Alex Ferguson.
Hal ini dijelaskan oleh Nani, rumahnya tidak terlalu jauh dengan Sir Alex Ferguson.
Alhasil, tak jarang keduanya sering berangkat ke tempat latihan secara bersama-sama.
Baca: David Beckham Dilepas Alex Ferguson Lantaran Tidak Akur kata Ryan Giggs
Baca: Darren Fletcher Nyaris Gabung ke Newcastle United Jika Telat Dikontak Sir Alex Ferguson
Keduanya sering terlihat naik kereta bersama ke London.
Alhasil, selama pulang dari pertandingan melawan Fulham, Nani tidak berbicara sama sekali dengan Sir Alex Ferguson selama perjalanan.
Walaupun pernah menjadi sasaran Sir Alex Ferguson, Nani mengaku tidak punya niat untuk balas dendam.
Ia lebih memilih mengambil hikmah pembelajaran yang pernah ia dapatkan dulu semasa diasuh oleh Sir Alex Ferguson.
"Sir Alex adalah orang mampu mengendalikan semua kepribadian, semua usia dari orang-orang yang berbeda," jujur Nani.
"Yah, saya masih muda saat itu dan bukan perkara mudah, saya tahu saya telah belajar banyak dan banyak berubah, itu adalah kehidupan, Anda harus belajar," tambahnya.
Sementara itu, Giggs yang juga sempat dimarahi dalam insiden penalti tersebut juga pernah mengaku takjub dengan manajemen kepelatihan yang diusung oleh Sir Alex Ferguson.
Giggs memuji ketrampilan Ferguson dalam menangani pemain bintang yang sempat merumput di Old Trafford.
Kepiawaian Ferguson dalam menangani pemain bintang terlihat ketika dirinya berhasil menjadikan Eric Cantona yang kerap melakukan hal kontroversial menjadi sosok yang dihormati lawan.
"Misalnya Cantona memiliki beberapa pertandingan di mana ia gagal tampil maksimal, dia tidak mencetak gol," ujar Giggs seperti dikutip dari Evening Standard.
"Cantona juga tidak sering berlari seperti Carlos Tevez atau Wayne Rooney, dia tidak memiliki dampak apapun," lanjut Giggs.
"Namun, Ferguson secara cepat atau lambat mempercayai Cantona akan mampu tampil lebih baik," jujur Giggs.
Baca: Legenda Manchester United Sandingkan Virgil van Dijk dengan Eric Cantona
Baca: Roy Keane Dibikin Takut Sama Ulahnya Eric Cantona Saat di Ajang Liga Champions
Benar saja, pendekatan yang dilakukan Ferguson ketika melihat anak didikannya mengalami masa sulit kerap menuai hasil.
"Saat itu kita akan duduk di ruang ganti sambil berpikir, dia harus mencobanya, dia harus bekerja lebih karena dia tidak melakukan apa-apa hari ini," lanjut eks pemain Timnas Wales itu.
"Tapi minggu berikutnya, ternyata Cantona bisa mencetak gol kemenangan atau menghasilkan momen ajaib," herannya.
"Jadi dia mampu menangani bintang besar dengan baik, dia menangani mereka dengan cara cukup berbeda," jelas pria yang kini jadi pelatih Timnas Wales tersebut.
Alhasil, Giggs tak segan menyebut Ferguson sebagai master psikologi.
"Dia adalah master psikologi yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemain Manchester United," bongkarnya.
Hingga pada akhirnya, Sir Alex Ferguson berhasil menjadi legenda hidup yang dimiliki Manchester United.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)