News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Jerman

4 Program Timnas Jerman Kelompok Umur dapat Ditiru oleh Indonesia: Peran Pelatih Paling Vital

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Timnas Indonesia bisa meniru langkah-langkah maupun program yang dilakukan oleh Timnas Jerman kategori umur dalam menghasilkan talenta berbakat.

TRIBUNNEWS.COM - Meikel Schonweitz selaku kepala tim kategori usia memiliki 4 program yang dijalankan untuk Timnas Jerman.

Bukan menjadi rahasia lagi jika sepak bola Jerman memang mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir.

Pemain muda bertalenta seakan tak ada habisnya berhasil diproduksi oleh Timnas Jerman.

Sebagai bukti keberhasilan Jerman dalam memproduksi bibit muda dapat dilihat dalam gelaran Piala Dunia 2014 

Baca: Bayer Leverkusen Ikuti Jejak Bayern Munchen Rekrut Kiper Masa Depan Timnas Jerman

Baca: Jadwal Bundesliga Pekan 27, Klasemen & Top Skor: Munchen dan Dortmund Bersaing Ketat

Di mana dalam saat itu Timnas Der Panzer mampu meraih titel juara dengan mengalahkan Argentina di babak tambahan waktu.

Pemain muda dari tahun ke taun terus dihasilkan oleh Jerman.

Adalah hal yang wajar jika Joachim Low yang merupakan juru taktit Timnas senior banyak melakukan pemanggilan terhadap pemain muda.

Sebut saja talenta muda seperti Leoy Sane, Suat Serdar, Timo Werner, Kai Havertz, hingga Leon Goretzka telah menghiasi skuat Timnas Jerman dalam beberapa kesempatan.

Kondisi tersebut tak lepas dari peran Meikel Schonweitz yang sangat memperhatikan benar bagaimana perkembangan talenta-talenta mudanya.

Selain itu, ia juga menerapkan 4 aturan yang selalu digunakan untuk menghasilkan bibit pemain muda kelas wahid.

Berikut 5 hal yang selalu diperhatikan oleh Timnas Jerman guna melahirkan pemain muda berbakat, seperti yang dilansir dari Sport Bild:

1. Tim Pelatih

Posisi pelatih merupakan struktur yang paling vital dalam mengembangkan talenta pemain muda.

Meikel Schonweitz mengungkapkan bahwa dalam Timnas Jerman kelompok umur, saat ini terdapat tiga pelatih.

Dari tiga pelatih tersebut memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda.

"Salah satu pelatih harus menjadi tipe 'pengalaman' misalnya seperti mantan pelatih di tim profesional,"

"Pelatih kedua lebih mengedepankan kepada spesialis kelompok umur".

"Adapun yang pelatih ketiga, memiliki tanggung jawab untuk inovasi, meliputi akses data dan mentode baru dalam pelatihan," tukasnya Schonweitz.

2. Pelatihan Individu

Schonweitz mengungkapkan bahwa seluruh pemain akan mendapatkan latihan khusus untuk posisi yang ditempati.

Saat ini Jerman sedang fokus untuk mencari striker yang memiliki kemampuan layaknya Robert Lewandowski.

"Kami ingin melatih 'Lewandowski Jerman', meskipun demikian, kami juga tak ingin melupakan striker yang memiliki kemampuan seperti Gnabry dan Sane<" tukasnya melanjutkan.

Pola latihan ini dinilai penting guna mengukur seajuh mana pemain muda memiliki kemampuan dan kapasitas di posisi yang ia mainkan.

3. Kebebasan Dalam Mengambil Keputusan

Pemain muda harus berani mengambil keputusan dalam setiap pertandingan yang dilakoni.

Hal itu lah yang saat ini oleh Timnas Jerman juga tengah digalakkan.

4. Aturan Promosi bagi Pelatih

Pelatih timnas kategori umur memiliki jenjang untuk naik ke lebih tinggi dengan waktu yang telah ditetapkan.

Schonweitz mengatakan bahwa pelatih kategori umur paling tidak harus bertahan selama 3 tahun terlebih dahulu untuk mampu naik ke tingkatan selanjutnya.

Seperti contoh, pelatih Timnas Jerman U15 harus menunggu tiga tahun terlebih dahulu untuk mampu menjadi bagian dari tim U17.

Hal itu dilakukan juga guna mengantisipasi rasa iri antar pelatih mengenai besaran gaji.

Baca: Pemain FC Twente Siap Terima Panggilan Shin Tae-yong Bela Timnas Indonesia

Baca: Luis Milla Sebut Empat Negara yang Sulit Dilawan Saat Tangani Timnas Indonesia

Apa yang dilakukan oleh Timnas Jerman kategori umur itu sebenarnya dapat ditiru oleh Indonesia.

PSSI mampu merencanakan hal yang sama, atau bahkan lebih baik dalam hal pembibitan pemain usia muda.

Nantinya, dengan pendidikan sepak bola yang terstruktur, maka dalam 5 hingga 10 tahun kedepan, Indonesia diprediksi memiliki pemain dengan talenta yang tak kalah kualitasnya dengan pemain Eropa.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini