TRIBUNNEWS.COM - Salah satu pemain asing Persija Jakarta, Marco Motta memiliki pengalaman yang berharga setelah keikutsertaannya di Olimpiade Beijing 2008.
Pemain kelahiran Merate, Italia itu merupakan pesepak bola yang telah malang melintang tim-tim besar di negara kelahirannya.
Sebut saja AS Roma dan Juventus yang memiliki sejarah panjang di sepak bola Negeri Pizza.
Kemudian ia juga pernah membela Udinese, Atalanta dan Genoa yang berstatus kuda hitam.
Tak sampai disitu, Motta juga telah kenyang pengalaman di level Timnas Italia.
Baca: 11 Pemain Pilihan Marco Motta, dari Buffon, Andrea Pirlo hingga Francesco Totti
Baca: Rayakan Ulang Tahun, Marco Motta Sanjung Supporter Persija Jakarta
Diantaranya rutin membela panji Italia sejak debutnya di Timnas U-16 pada 2002.
Lalu perlahan promosi di setiap level usia dengan beberapa kali menjadi kapten tim hingga puncaknya menembus timnas Senior pada 2010 dengan mencatat dua penampilan.
Salah satu pengalaman yang dimiliki Motta yakni mengikuti turnamen di wilayah Asia bersama Gli Azzurri.
Tepatnya, dipercaya masuk skuad Timnas Italia dibawah kepemimpinan Pierlugi Casiraghi untuk mengkikuti Olimpiade Beijing 2008.
Pierluigi Casiraghi mempercayakan Motta menempati salah satu posisi di barisan pertahanan bersama nama-nama lain seperti Paolo De Ceglie, Domenico Criscito dan Antonio Nocerino.
Baca: Persija Tidak Masuk Kandidat, Marco Motta Berencana Akhiri Karier Sepak Bola di Atalanta
Baca: Marco Motta Kenang Momen Gol Terbaiknya Saat Hadapi AC Milan
Italia yang berada di grup D bersama Kamerun, Korea Selatan dan Honduras tampil perkasa.
Mereka berhasil mengalahkan Honduras dan Korea Selatan serta imbang melawan Kamerun. Mendapatkan poin 7, Motta dkk. melenggang ke perempat final.
Namun sayang, di babak itu Italia bertemu tim yang sedang bertabur banyak pemain berbakat yakni Belgia.
Azzuri pun menyerah 2-3 dari Belgia dan tersingkir dari perhelatan Olimpiade 2008.
Meskipun demikian pengalaman di Olimpiade Beijing 2008 menjadi salah satu turnamen yang paling berkesan dalam kariernya.
“Ya saya selalu ingat pada Olimpiade 2008 di Beijing. Saat itu saya berada dengan pemain-pemain masa depan Italia." kata Motta dikutip dari laman resmi Persija Jakarta.
Baca: Riko Simanjuntak Sempat Jadi Lawan Persija Jakarta, Rezaldi Hehanussa Akui Sulit Menghentikan
Baca: Permainan Apik Evan Dimas Buat Legenda Persija Jakarta Kepincut
Pemain berusia 34 tahun ini juga mendapatkan manfaat setelah ikut Olimpiade tersebut, yakni dapat mempercepat proses adaptasinya di Indonesia untuk membela Persija Jakarta.
"Olimpiade di Beijing juga membuat saya tidak kaget saat tiba di Indonesia 12 tahun kemudian karena cuaca dan kultur Asia tidak terlalu jauh berbeda,” ungkapnya.
Bek kelahiran 14 Mei 1986 ini didatangkan oleh manajemen Persija Jakarta untuk melengkapi puzzle yang akan diracik oleh Sergio Farias.
Kehadiran Motta pun langsung dipercaya Farias dalam 2 pertandingan awal di Liga 1 2020.
Rinciannya, meraih kemenangan di pekan perdana melawan Borneo FC dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Bung Karno.
Kemudian di pekan kedua bermain imbang 2-2 di markas Bhayangkara FC di Stadion PTIK.
Total 4 poin yang dikumpulkan klub berjuluk Macan Kemayoran dari 2 pertandingan tersebut dan menempatkannya di posisi 9 klasemen sementara.
Kiprah Macan Kemayoran di Liga 1 2020 harus tertahan lebih dulu lantaran pandemi Corona yang semakin meluas di Indonesia.
Seperti diketahui, pandemi Corona membuat PSSI mengambil kebijakan bahwa Liga 1 dan Liga 2 ditunda hingga 29 Mei, dan kembali berjalan pada bulan Juli.
Bukan itu saja, jika 29 Mei status darurat belum juga dicabut atau malah ditambah, bisa dipastikan Liga 1 2020 dihentikan permanen.