Yamaha mengatakan akan meningkatkan aplikasi yang dikembangkan dengan bantuan dari klub J-League Jubilo Iwata dan Shimizu S-Pulse.
Hingga nantinya aplikasi ini bisa diadaptasikan ke berbagai pertandingan olahraga.
Bisa juga ke berbagai acara lain yang diadakan di dalam ruangan dengan penonton terbatas.
"Fans adalah elemen penting dari atmosfer pertandingan," kata Jumpei Takaki dari divisi penjualan di S-Pulse.
"Sebagai mantan pemain sepak bola profesional, saya tahu betapa menggembirakan dukungan mereka bagi para pemain di lapangan," tambahnya.
Jepang terus mengembangkan teknologi untuk menghasilkan atmosfer ini dengan aman.
Di lain sisi, ketika liga sepak bola profesional Korea Selatan dibuka awal bulan ini, panitia berusaha menciptakan suasana yang mirip dengan menyetel musik ke stadion yang kosong.
Tapi seminggu kemudian, upaya FC Seoul untuk menambahkan sentuhan realisme dengan mengisi beberapa kursi stadionnya menjadi bumerang tersendiri.
Sebab baru diketahui orang-orangan yang diletakkan ke kursi penonton adalan boneka seks.
Klub sepak bola ini mendapat tamparan keras atas perilakunya hingga meminta maaf di kemudian hari.
Olahraga profesional Jepang siap memulai kehidupan kembali dalam beberapa minggu mendatang.
Ini dilakukan pasca Perdana Menteri Shinzo Abe mengakhiri keadaan darurat Covid-19 di Jepang pada Senin lalu.
Keputusan ini dilakukan menyusul penurunan kasus infeksi baru yang tajam di negara ini.
Baca: Panduan Pengisian Formulir Aplikasi Bagi WNI di Jepang untuk Mendapatkan Subsidi Rp 13,7 Juta
Baca: 7 Produk Unik yang Cuma Ditemukan di Jepang, Termasuk Permen Karet Anti Penuaan
J-League diperkirakan akan melanjutkan pertandingan pada akhir Juni atau awal Juli sambil menunggu persetujuan dari 58 timnya.
Pertandingan singkat liga teratas dimulai sejak 21 Februari lalu dengan divisi kedua menyusul dua hari kemudian.
Pertandingan ini dilakukan sebelum Jepang akhirnya bergulat dengan wabah corona.
Worldometers pada Rabu (27/5/2020) mencatat 16.623 kasus infeksi di negeri matahari terbit ini.
Adapun angka kematiannya mencapai 846 dan pasien sembuh sebanyak 13.810.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)