Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Menjadi pesepakbola yang tersohor di Indonesia maupun luar negeri, itu menjadi mimpi bagi pencinta si kulit bundar. Tak terkecuali bagi Johan Arga Pramudya.
Dalam mewujudkan mimpinya, Johan memulai petualangannya dengan masuk ke dalam tim PSIM Yogyakarta junior pada 2003.
Setelah berlatih selama lima tahun, Johan berhasil tembus ke tim senior PSIM di usianya yang ke-18 tahun.
Kesempatan itu pun tidak disia-siakan. Johan langsung membuktikan dirinya dalam mengolah si kulit bundar sehingga dirinya mulai diperhitungkan bersama Laskar Mataram di Kasta Kedua Indonesian Super League (ISL) pada saat itu.
Kendati demikian, masa keemasan Johan di dunia si kulit bundar tak terlalu panjang. Tahun 2007, Johan memutuskan pensiun dari sepakbola di usianya yang ke 27 tahun.
Baca: Persikabo 1973 Bersiap Jika PSS dan PT LIB Pastikan Rencananya kata Esti Puji Lestari
Artinya, sebagai pesepakbola, Johan terjun di dunia sepakbola professional sekitar 9 tahun.
Pemain yang berperan sebagai gelandang serang di PSIM itu identik menggunakan nomor punggung 9 di jersey yang digunakannya.
Selama karirnya, Johan tercatat sebanyak tujuh musim memperkuat tim kebanggaan Brajamusti dan The Maident.
Selain itu, Johan juga pernah memperkuat PSS Sleman, dan klub Timor Leste bernama Kablaki FC yang saat ini berkompetisi di Liga Futebol Amadora.
MOMEN YANG SELALU TERINGAT
Sebelum bergabung ke tim PSIM, Johan mengaku bahwa dirinya adalah seorang karyawan BUMN tepatnya bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Johan pun menjelaskan bahwa dirinya harus memilih untuk satu di antara dua pekerjaan yang sudah jelas berada di depan matanya.
Walhasil, tekad Johan begitu kuat untuk menjadi pesepakbola hingga akhirnya harus keluar dari PT KAI.