TRIBUNNEWS.COM - Mantan kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga, mengaku berani mengomeli seniornya selama di lapangan demi kemenangan tim.
Mantan kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga, mengawali karier profesionalnya di usia yang sangat muda.
Kurnia menjalankan debut sebagai kiper profesional bersama Arema Indonesia dalam usia 19 tahun, yakni ketika mengikuti ISL 2009/2010.
Baca: Tiga Pemain Masa Depan Persib Jebolan Diklat: Kokoh di Belakang, Moncer di Depan
Saat itu, Kurnia masih menjadi kiper pelapis bagi Markus Horison yang merupakan kiper utama.
Baca: Mike Tyson Kegirangan Lihat Khabib Nurmagomedov Hilang Kontrol dan Dorong Lawannya
Namun pada putaran kedua, Markus memutuskan pindah ke Persib Bandung dan Kurnia Meiga didaulat sebagai kiper utama Singo Edan.
Hasilnya, Kurnia meraih gelar juara ISL 2009/2010 di musim pertamanya bersama Arema.
Dalam bincang-bincang bersama pemain Arema FC, Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah, Kurnia mengaku sempat minder ketika harus bermain dengan para seniornya.
Pasalnya, para seniornya saat itu dipenuhi dengan banyak pemain bintang yang juga berlabel timnas Indonesia.
Baca: Pelatih Persebaya: Sepakbola Tak Bisa Physical Distancing
Meski begitu, kiper terbaik Piala AFF 2016 tersebut tetap menjaga profesionalitasnya.
Menurutnya, hubungan senior junior seharusnya tidak berlaku ketika berada di dalam lapangan.
"Awal ketemu main minder karena banyak pemain bintang, banyak pemain senior," ucap Kurnia dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
"Cuma kita harus menyesuaikan, kita harus profesional membela klub yang kita bela."
Baca: Kejutan! Kurnia Meiga Bakal Comeback, Berikut Profil Si Mantan Kiper Arema dan Timnas Indonesia
Kurnia berpendapat bahwa kebanyakan pemain muda di Indonesia terlalu segan untuk beraksi dan berduel dengan seniornya.
Oleh sebab itu kebanyakan pemain tersebut tak bisa menampilkan kemampuan terbaiknya dalam suatu pertandingan.
"Kebanyakan pemain muda mungkin segan dengan para pemain senior jadi tidak mengeluarkan kemampuan terbaiknya," imbuh Kurnia Meiga.
Kurnia Meiga kemudian berkaca pada pengalamannya ketika menjadi kiper utama Singo Edan dalam usia yang sangat muda.
Kurnia mengaku berani mengomeli para seniornya yang melakukan kesalahan ketika bertanding.
Menurutnya, hal tersebut harus dilakukannya demi kebaikan tim yang bisa saja memberikan kemenangan.
"Kewajiban saya, kalau saya nggak omelin nanti saya yang disalahin sama beknya," tutur Kurnia Meiga.
"Demi kebaikan tim, kalau kita mendapat hasil yang terbaik kan buat tim juga, bukan buat pribadi," tandasnya.