Mantan pemain Inter Milan itu juga mengaku ingin untuk memenangkan Ballon d'Or.
Baca: 9 Tahun Perkuat Liverpool, Jordan Henderson Singgung Sosok Steven Gerrard
Namun, motivasi Coutinho bergabung dengan Barcelona saat itu adalah untuk memenangkan gelar.
"Adalah sesuatu yang semua pemain ingin menangkan jika mereka bisa, tapi saya lebih memikirkan untuk memenangkan trofi, itulah yang memotivasi saya," tutur Coutinho.
"Hal-hal lain adalah konsekuensi dari itu, jika Anda memiliki musim yang baik dan memenangkan piala."
"Tapi, apa yang memotivasi saya sekarang adalah menang bersama Barca," ucap Coutinho menambahkan.
Alih-alih meraih banyak gelar, Coutinho justru terlihat seperti pecundang usai pindah dari Liverpool.
Baca Juga: Kalah Bersaing, Gary Neville Minta Manchester United Belajar soal Transfer Pemain ke Liverpool
Akan tetapi, Coutinho harus dua kali menelan pil pahit saat Barcelona harus dua kali tersingkir dari Liga Champions.
Sementara itu, Liverpool berhasil dua kali lolos ke babak final Liga Champions.
Bahkan, momen pahit tersebut datang ketika Coutinho kembali ke Anfield untuk berhadapan dengan Liverpool dalam babak semifinal Liga Champions 2019.
Blaugrana harus rela dibantai empat gol tanpa balas, meskipun sebelumnya sudah unggul 3-0 di Camp Nou.
The Reds pun berhasil keluar sebagai juara Liga Champions 2019 usai menundukkan Tottenham Hotspur di babak final.
Kini, Coutinho kembali melihat bahwa klub yang dikhianatinya dulu berhasil berjaya di Eropa dan Inggris.
Sementara itu, masa depan Coutinho kini semakin tak jelas setelah Barcelona dan Bayern Muenchen tak mau menampungnya.